Home Olahraga Rentetan Tragedi Suporter Sepak Bola Indonesia Lima Tahun Terakhir, Bentrok di Kanjuruhan Paling Kelam

Rentetan Tragedi Suporter Sepak Bola Indonesia Lima Tahun Terakhir, Bentrok di Kanjuruhan Paling Kelam

Jakarta, Gatra.com – Sepak bola Indonesia berduka. Sejarah paling kelam terjadi dalam laga Arema kontra Persebaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10) malam. Partai yang dimenangkan Bajul Ijo ini harus berakhir tragis.

Kekalahan Arema 2-3 di kandangnya, membuat ribuan suporter tuan rumah atau Aremania merangsek ke lapangan untuk meluapkan kemarahannya. Bentrokan pun tak terelakan.

Dimulai dengan aksi lempar-lemparan antara suporter dengan aparat keamanan. Petugas membalas dengan tembakan gas air mata ke arah tribun. Suporter panik, dan kocar-kacir. Saling berdesak-desakan beberapa penonton terinjak-injak.

Akibat insiden tersebut harus banyak memakan korban. Dalam catatan polisi, total 127 orang tewas. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta memastikan korban tersebut berasal dari Aremania dan petugas kepolisian.

"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua diantaranya anggota Polri, dan 125 yang meninggal di stadion ada 34 (orang)," ucap Nico Afinta saat memberikan keterangannya di Mapolres Malang pada Minggu (2/10) pagi.

Atas insiden itu, menambah daftar panjang sisi gelap tragedi yang menimpa para pendukung sepak bola Indonesia. Seakan tak pernah kapok-kapoknya, dan selalu terulang.

Berikut daftar tragedi suporter sepak bola Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir:

1. Nasib malang harus dialami dua orang Bobotoh pendukung Persib Bandung bernama Asep Ahmad Solihin (29) dan Sofian Yusuf (19). Mereka harus meninggal dunia saat pertandingan Piala Presiden 2022 antara Persebaya vs Persib di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Jumat, 17 Juni 2022.

Keduanya meninggal akibat terjatuh saat berdesak-desakan masuk ke dalam area stadion. Kedua suporter itu sempat mendapatkan pertolongan medis dan perawatan di RS Sartika Asih, tetapi malang, nyawa mereka tak terselamatkan.

2. Peristiwa sebelumnya, tewasnya seorang bonek Persebaya Surabaya, Micko Pratama (16) pada 15 April 2018. Di mana Micko meregang nyawa di tangan sekelompok pemuda tak dikenal di Solo setelah menonton pertandingan antara Persebaya vs PS Tira di Bantul, Yogyakarta.

Ia mengalami aksi kekerasan oleh sekelompok orang tidak dikenal saat perjalanan pulang dari Bantul ke Surabaya. Truk bermuatan puluhan Bonek yang ditumpanginya diadang sejumlah orang yang kemudian memukuli mereka.

3. Selanjutnya, Haringga Sirla, seorang Jakmania, harus tewas di tangan pendukung tim lain pada 23 September 2018. Ketika itu ia pergi ke Bandung dari Jakarta seorang diri dan ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) bersama seorang temannya asal Bandung.

Di lokasi, ia berpapasan dengan gerombolan pendukung klub lain yang sedang melakukan sweeping pendukung. Di sana, Haringga dikeroyok baik menggunakan tangan kosong, balok, maupun benda tumpul lainnya. Tindakan tersebut membuat Haringga mengalami luka parah hingga nyawanya tak bisa tertolong. Ia mengembuskan napas terakhir di lokasi kejadian. Atas kejadian itu, Liga 1 Indonesia sempat dihentikan.

4650