Padang, Gatra.com - Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menyentil pejabat di Provinsi Sumatera Barat. Sentilan itu terkait ketertinggalan orang Minang dari berbagai aspek di tingkat nasional.
Salah satunya, JK menilai dari segi ekonomi dan pembangunan di Sumbar masih tertinggal jauh dari provinsi lainnya. Padahal, orang Minang sejak dulu terkenal dengan kepandaian dalam berorasi, berdagang atau bisnis.
"Banyak orang Minang sukses berdagang, tapi kenapa di Sumbar ini tingkat kemajuan ekonominya dinilai tak sebanding dengan kemampuannya," kata JK dalam sambutannya pada peringatan Hari Jadi ke-77 Sumbar, Sabtu (1/10).
Selain itu, menurutnya saat ini di tingkat nasional masih terbilang sedikit orang Minang yang menjadi pengusaha sukses. Berbanding terbalik pada masa dulu, orang Minang sangat terkenal dengan pebisnis tulen yang hebat.
Dalam pidatonya, JK menyebut beberapa di antara pengusaha Minang yang mentereng tahun 70-80an, seperti Rukmini Zainal Abidin bidang Farmasi, Basrial Koto (Basko), Fahmi Idris, Nasrul Chan, dan lainnya yang menguasai pasar di Sumatera hingga Jawa.
"Pengusaha Minang memang terbanyak. Walaupun sewaktu kali saya pernah ketemu pengusaha Minang. Dia mengaku bangga jauh terdepan dari pengusaha China. Ya, karena berdagang di depan toko China," seloroh JK.
Sumando orang Minang itu berpendapat, saat ini kurang regenerasi pengusaha Minang. Apalagi, ada teori yang sering terjadi, yakni generasi pertama berupaya untuk membangun usaha, generasi kedua hanya menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan.
Kendati begitu, ia juga tak menampik saat ini juga muncul pengusaha muda dari Minang, seperti Audy Joinaldy yang kini Wagub Sumbar, serta sejumlah pengusaha lainnya. Hal ini bentuk regenerasi pengusaha-pengusaha hebat.
"Saya pengusaha generasi kedua, sekarang yang memegang usaha generasi ketiga-keempat. Makanya saya selalu bawa cucu saya, mengkaderkan, agar usaha bisa berlanjut," jelasnya.
JK berharap, di samping banyaknya pengusaha dan pedagang Minang, harus dibarengi dengan kemajuan pembangunan daerah. Tentu dalam hal ini pemerintah daerah mesti mendorong dalam percepatan kemajuan daerah tersebut.
Sebelumnya, Ketua DPRD Sumbar, Supardi mengatakan momentum Hari Jadi ke-77 Sumbar pada 1 Oktober 2022 ini, sebagai momentum kebangkitan Sumbar untuk mengejar ketertinggalan dalam kemajuan ekonomi dan pembangunan dari provinsi lainnya.
"Peringatan Hari Jadi Sumbar ini, hendaknya jadi inspirasi, motivasi, atau inovasi dalam pembangunan, yakni dengan semangat bersama dan gotong royong," ujarnya.
Sikap optimisi itu juga disampaikan Gubernur Sumbar, Mahyeldi untuk membangkitkan ekonomi yang lebih baik pascapendemi COVID-19. Hal itu sesuai tema Hari Jadi Sumbar, "Bangkit Lebih Kuat Menuju Sumbar yang Madani, Unggul, dan Berkelanjutan."
"Kita mesti siap menghadapi tantangan ke depan, dalam menuju bangkit lebih cepat dan pulih lebih kuat agar Sumbar lebih maju," ucapnya usai acara.