Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengklaim ketersediaan pangan Indonesia masih mencukupi. Dia meminta agar masyarakat perlu bersyukur.
Menurut Jokowi saat ini ada 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan pangan akut dan 19.700 orang meninggal setiap harinya karena kelaparan. Ia pun mengatakan masih bersyukur.
"Bapak ibu masih bisa setiap hari makan ke restoran. Alhamdulillah kita masih bisa bersyukur. Pangan kita masih cukup memberikan makan setiap hari," ungkap Jokowi dan UOB Indonesia Economic Outlook 2023 di Jakarta, Kamis (29/9).
Baca Juga: Ketahanan Pangan, Indonesia Butuh Klaster Pangan Lokal
Ia pun memamerkan prestasi Indonesia atas pengakuan International Rice Research Institute (IRRI), terhadap ketahanan pangan Indonesia dinilai baik dalam mencapai swasembada beras. Ia berharap agar produksi pangan RI bisa terus digenjot dan surplus.
"Di Agustus yang lalu kita mendapatkan pengakuan dari IRRI bahwa sejak 2019 kita sudah swasembada beras dan sistem ketahanan pangan kita dinilai baik. Ini yang terus kita jaga. Syukur-syukur kita bisa kelebihan produksi yang banyak," katanya.
Menurut Jokowi, pencapaian Swasembada beras itu tak lepas dari peran program yang digencarkan, yaitu Food Estate. Kepala negara menilai pembangunan food estate dapat mendorong produksi hingga mendukung swasembada dan ekspor pangan di masa mendatang.
"Kenapa kita sekarang ini mau bangun food estate - food estate karena kalau ada kelebihan produksi, selain menjaga ketahanan pangan kita, kita juga bisa membantu negara lain dalam hal urusan pangan, kita ekspor," tandasnya.
Baca Juga: Ketahanan Pangan Kunci Hadapi Pandemi
Kendati, klaim Jokowi atas ketahanan pangan Indonesia yang mumpuni masih bertentangan dengan data Global Food Security Index (GFSI) yang menyebut ketahanan pangan Indonesia pada 2021 melemah dibanding tahun sebelumnya.
Skor Indeks Ketahanan Pangan Global (Global Food Security Index/GFSI) Indonesia pada 2021 tercatat sebesar 59,2 poin pada 2021 atau turun 3,58 poin dari tahun 2020 sebesar 61,4 poin. Capaian Indeks Ketahanan Pangan tersebut menjadikan ketahanan pangan Indonesia tahun 2021 berada di peringkat ke-69 dari 113 negara. Posisi Indonesia tersebut lebih rendah dari tahun sebelumnya yang berada di urutan 65.
Pada kategori keterjangkauan pangan, Indonesia mendapatkan skor sebesar 74,9 poin. Skor tersebut merupakan yang tertinggi di antara empat kategori GFSI lainnya.
Baca Juga: Empat Strategi Pemerintah dalam Menjaga Ketahanan Pangan
Sementara di kategori ketersediaan pangan, Indonesia mendapatkan skor sebesar 63,7 poin. Adapun skor di kategori kualitas dan keamanan serta sumber daya alam dan ketahanan masing-masing sebesar 48,5 poin dan 33 poin.
Sebagai informasi, GFSI mengukur ketahanan pangan negara-negara berdasarkan empat indikator besar, yaitu keterjangkauan harga pangan (affordability), ketersediaan pasokan (availability), kualitas nutrisi dan keamanan makanan (quality and safety), serta ketahanan sumber daya alam (natural resources and resilience).