Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menjelaskan urgensi hadirnya atau tim bayangan atau Shadow Organization beranggotakan 400 orang yang belakangan jadi polemik.
Menurut Nadiem, kebutuhannya akan tim bayangan tersebut didasari oleh skill atau kemampuan yang dimiliki oleh tenaga SDM di dalamnya. Menurut Nadiem skill ini yang masih terbatas dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Nadiem Akui Kesalahan Soal Tim Bayangan, Begini Penjelasannya
“Skill ini mungkin hanya berapa puluh ribu orang di Indonesia yang punya. Mungkin mereka yang ada di perusahaan teknologi besar saja [yang memiliki skill],” ujar Mendikbud Nadiem dalam Rapat Kerja dengan Komite III DPD RI, dikutip Kamis (29/9).
Skill ini pula yang dilihat Nadiem belum seluruhnya dimiliki dan ditemukan dalam diri ASN Kemendikbudristek. Bahkan, dirinya sebagai orang yang sudah kenyang pengalaman di bidang teknologi pun ia klaim tak memiliki kemampuan yang disebutkan.
Baca Juga: Nadiem Klaim Punya Tim Khusus Berisi 400 Orang, Manajernya Setara Dirjen, Kok Bisa?
“Jadi, 400 orang ini memang punya skill set. Apa saja? software engineer, data scientis, product menager, analyst, skill set yang spesifik. Saya pun tidak punya skill itu,” tegas Nadiem.
Lebih jauh, Nadiem berpandangan sudah sepatutnya publik bersyukur akan kehadiran tim bayangan tersebut. Karena ia menegaskan, bahwa tim yang dimilikinya ini yang mengembangkan platform platform teknologi untuk mendukung dunia pendidikan.
"Mereka anak-anak muda ini pergi meninggalkan perusahaan mereka untuk bergabung dengan Indonesia, mendukung pendidikan kita," ujarnya.