Jakarta, Gatra.com - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila, Prof. Dr. Ir. Iha Haryani Hatta, SE., MM., meyakini, ancaman resesi sebagai hal nyata yang bisa terjadi dalam waktu dekat, menanggapi pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut dunia saat ini sedang menghadapi ancaman resesi. 

“Kalau ibu Sri Mulyani menyampaikan resesi, mungkin dampak lain setelah Covid-19. Juga akibat kenaikan harga minyak, katanya, usai acara Pengukuhan Guru Besar Universitas Pancasila di Gedung Serbaguna UP, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (28/9).

Sebelumnya, Sri Mulyani mengingatkan dunia akan masuk dalam resesi tahun depan. Hal itu sudah terlihat dari kebijakan pengetatan moneter berupa kenaikan suku bunga acuan di bank sentral sejumlah negara.

“Nah ini memungkinkan pasti ada resesi, dan akhirnya kita mungkin bisa kembali terpuruk. Tapi mudah-mudahan sih UMKM itu bisa tetap bertahan karena industri keluarga kan tidak terlalu tergantung kepada kondisi ekonomi makro,” kata Profesor Iha.

Selama resesi di tengah pandemi COVID-19 dan perang Rusia-Ukraina, menurut Iha, kondisi ekonomi Indonesia memang berpengaruh, namun daya beli kembali bangkit. Ia juga berharap resesi yang disampaikan Menteri Keuangan tersebut tidak akan terjadi.

“Resesi itu kan banyak akibatnya. Sehingga kita perlu menghambat lajunya resesi bisa dihambat,” katanya. “Kalau secara makro ya hentikan ketergantungan. Secara mikro ya buat tempat-tempat atau aturan dimana orang mudah untuk berusaha, sehingga ketergantungan kepada pemerintah menurun. Maksudnya pemerintah bisa memfasilitasi, memberi untuk masyarakat berusaha, sehingga masyarakat tidak tergantung kepada subsidi pemerintah. Itu yang harus dilakukan,” ujarnya.