Jakarta, Gatra.com - Penyakit jantung termasuk salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang masih tertinggi tingkat kematiannya di Indonesia. Terdapat banyak masyarakat yang masih belum memahami bahayanya dari penyakit jantung tersebut. Untuk itulah setiap tahunnya pada tanggal 29 September diperingati sebagai Hari Jantung Sedunia agar memberikan awareness.
Tren menunjukkan peningkatan usia penyakit jantung pada usia yang lebih muda sekitar di bawah usia 40 tahun sebesar 2% setiap tahunnya pada kurun waktu tahun 2000 hingga 2016.
Baca Juga: Faktor Keturunan Tak Melulu Jadi Penyebab Percepatan Penyakit Jantung
Presiden of Indonesia Heart Association, Radityo Prakoso menuturkan jika gaya hidup yang tidak sehat menjadi penyebab paling umum dari penyakit jantung koroner di usia muda.
"Merokok, tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, kebiasaan makan makanan yang berlembak dan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan," ucapnya pada acara Press Briefing: Hari Jantung Sedunia yang diadakan melalui Zoom, Rabu (28/9).
Bukan dari merokok diabetes dan sebagainya juga yang menyebabkan penyakit jantung tersebut. Namun mengkonsumsi fast food dapat menyebabkan risiko darah tinggi.
"Selain itu makan makanan fast food menginduksi terjadinya inflamasi yang berperan dalam pembentukan plak di pembuluh darah yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Lalu kadar garam yang tinggi pada fast foof meningkatkan risiko darah tinggi," ujarnya.
Baca Juga: Penyakit Jantung Koroner Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia
Selain itu ditemukan juga dalam sebuah penelitian dari American Heart Association News menyatakan bekerja berlebihan berasosiasi dengan depresi, stress, dan ansietas yang tinggi akan berhubungan dengan penyakit jantung. Stress pun dapat memicu peningkatan tekanan darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan/atau stroke.
"Jika terjadi serangan jantung sebaiknya langsung bawa pasien UGD fasyenkes terdekat, kalau bisa dengan fasilitas lengkap yang ada lab kateterisasi. Tapi jika tidak ada nanti akan diberikan obat-obatan awal sehingga risiko kerusakan pada jantung bisa diminimalisir," jelasnya.