Jakarta, Gatra.com - Pijar Foundation melalui program fellowship Global Future Fellows (GFF) menggelar acara yang bertujuan mendorong sinergi antara sektor publik, privat, dan komunitas dalam proses transisi energi.
Mengundang partiipasi banyak pihak dari berbagai kota dan pembicara dari berbagai negara, para GFFellows akan mengikuti rangkaian Panel Talk dan masterclass yang diampu 30 figur kenamaan Indonesia dan dunia, serta networking selama tanggal 26-30 September 2022 di Bali
Mengangkat tema "Safeguarding Indonesia's Energy Transition", GFF diharapkan menelurkan rencana aksi bersama (action roadmap) berisi ide-ide kolaborasi praktis antar sektor sebagai solusi masa depan. Contohnya transisi energi yang menjadi salah satu prioritas dalam presidensi G20 Indonesia.
Wakil Menteri BUMN Republik Indonesia Pahala Mansury dalam sambutannya menyoroti pentingnya tema GFF 2022 yaitu “Safeguarding Indonesia’s Energy Transition”. Pahala juga menyampaikan, Kementerian BUMN sangat mengapresiasi Pijar Foundation yang telah menginisiasi Global Future Fellows.
"Indonesia memiliki target untuk menjadi salah satu dari lima ekonomi terbesar pada 2045. Saya percaya bahwa kita dapat melakukannya lebih awal dari itu. Kuncinya terletak pada transisi hijau, khususnya dekarbonisasi sektor ekonomi dan transisi energi, untuk mempercepat pencapaian target negara kita. Kita harus membangun generasi penerus untuk membangun Indonesia, seperti Anda semua, para Fellows yang ada di ruangan ini," ujarnya.
Sedangkan Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal, Kementerian Investasi, Kementerian Investasi Republik Indonesia Indra Darmawan menyampaikan, saat ini dunia sedang menyiapkan transisi hijau, sebuah proses holistik yang membutuhkan keterlibatan dari semua pihak - mulai dari level individu, bisnis, serta pemerintah.
"Dengan adanya sinergi antar target-target dan rencana jangka panjang Indonesia, kita dapat berkontribusi untuk masa depan yang berkelanjutan untuk semua,” paparnya.
Usai dua sambutan, acara berlanjut ke sesi Panel Talk. Dialog pertama membahas keseimbangan antara bisnis dan kesejahteraan masyarakat oleh Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; Shinta Kamdani, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) sekaligus Chair B20;
Selain itu, ada Tri Mumpuni, Direktur Eksekutif Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) sekaligus Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Para panelis sepakat, bahwa tata kelola kolaboratif memiliki peran yang besar dalam menghilangkan kesenjangan transisi dan memecahkan masalah masa depan energi.
Selanjutnya dalam sesi panel kedua, GFF menampilkan Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform dan Thomas Brzostowski, Direktur Pengembangan Strategis, The Nature Conservancy, sebuah organisasi lingkungan global.
Para pembicara menegaskan bagaimana peran penting masyarakat sipil (civil society) dalam mengidentifikasi dan menyuarakan kebutuhan lokal.
Direktur GFF Cazadira F. Tamzil menjelaskan bahwa para GFFellows atau penerima fellowship hingga Jumat, 30 September akan tampil dalam diskusi dan secara bersamaan akan merancang Rencana Aksi Bersama (Action Roadmap).
“Nantinya, dokumen yang dihasilkan para Fellows akan dipresentasikan di hadapan pengambil kebijakan kunci di Jakarta saat penutupan GFF 2022 Oktober mendatang. Kami berharap dokumen ini dapat menjadi panduan praktis yang dapat mempromosikan arah bersama untuk transisi energi di Indonesia,” ujar Cazadira.
Pijar Foundation berharap bahwa GFF yang diadakan selama lima hari di Bali dan beberapa sesi di Jakarta itu akan bermanfaat untuk kolaborasi berskala, berkelanjutan dan memiliki dampak positif terhadap transisi energi Indonesia.