Singapura, Gatra.com – Pemimpin perusahaan bidang operasi layanan online Grab Singapura, Alex Hungate mengatakan bahwa awal tahun ini perusahaannya sangat berhati-hati dan bijaksana dalam perekrutan untuk posisi apapun. Layanan transportasi dan pengantaran makanan berbasis online ini menyebut perusahaannya belum memikirkan sampai ke tahap PHK massal, sebagaimana yang dilakukan para pesaingnya.
Grab secara aktif hingga kini tetap selektif dalam merekrut dan melakukan pengetatan pada managemen keuangannya, ketimbang pemecatan karyawan.
"Sekitar pertengahan tahun, kami melakukan semacam reorganisasi khusus, tetapi saya tahu perusahaan lain telah melakukan PHK massal, jadi kami tidak melihat diri kami masuk dalam kategori itu," kata Hungate, dikutip Reuters, Senin (26/9).
Baca Juga: Sejam Sampai! Intip Fitur Baru Grab untuk Berkirim Hadiah ke Luar Negeri
Grab yang berusia satu dekade memiliki sekitar 8.800 staf pada akhir tahun 2021. Seperti para pesaingnya, Grab telah diuntungkan dari layanan antar makanan selama pandemi COVID-19, sementara layanan transportasi online mengalami penurunan.
Saat ekonomi mulai membaik, permintaan pengiriman makanan belum sepenuhnya pulih. Valuasi teknologi juga telah turun secara dramatis dan inflasi, pertumbuhan yang lebih lambat, dan kenaikan suku bunga telah muncul sebagai risiko.
Hungate, yang juga seorang pensiunan di sektor jasa keuangan, logistik, dan makanan, telah mempelopori lini bisnis dengan margin rendah saat Grab berusaha meningkatkan penghasilan.
Baca Juga: Grab Rayakan Lonceng Pembukaan Bursa Saham Nasdaq Perdana di Asia Tenggara
Bulan lalu, Grab mengatakan telah menutup puluhan yang disebut dark store - pusat distribusi untuk bahan makanan sesuai permintaan dan memperlambat peluncuran fasilitas terpusat "cloud kitchen" untuk pengiriman.
"Area kami benar-benar memperketat niat strategis dalam layanan keuangan, kami menambah fitur pembayaran, dompet, dan pinjaman keuangan non-bank dan hal itu cukup signifikan di luar platform, dan di dalam platform kami," tegas Hungate.