Jakarta, Gatra.com - Masalah kesehatan erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu contohnya, adalah stunting. Tak heran, penanggulangan stunting menjadi salah satu amanat yang Presiden Joko Widodo kerap kali sampaikan guna menciptakan generasi unggul untuk Indonesia maju.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, menegasakan bahwa pihaknya terus memperkuat kemitraan dengan pihak swasta dalam upaya percepatan penurunan stunting nasional melalui implementasi program gizi terintegrasi.
Baca Juga: Kepala BKKBN Sebut Jelang 2045 Indonesia Hadapi Tantangan Kelompok Lansia
“Stunting sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan dan kualitas pendidikan karena dampak dari stunting adalah kemampuan intelektual yang di bawah standar,” ujar Hasto dalam keterangannya, Selasa (27/9).
Masalah stunting dinilai Hasto bisa menjadi batu sandungan tatkala Indonesia tengah menikmati manisnya bonus demografi namun disisi lain prevalensi stunting masih diangka 24,4%.
Oleh karenanya, kali ini pun BKKBN menggandeng sejumlah organisasi filantropi dan perusahaan swasta membuat Nota Kesepahaman Bersama (MoU) untuk ikut membantu BKKBN menekan prevalensi stunting yang ditargetkan turun 14% pada tahun 2024.
“Akhir-akhir ini indikator baru human capital index juga menjadi perhatian serius, karena baik di dalam human development index maupun human capital index maka unsur kualitas SDM menjadi focus of interest kita semua,” jelasnya.
Baca juga: Hari Lanjut Usia, Anies: Warga Senior Dapat Layanan Gold
Oleh karena itu, Hasto mengucapkan terima kasih kepada pihak swasta yang telah membantu BKKBN dalam upaya meningkatkan kualitas SDM dari hulu hingga hilir di antaranya intervensi prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pengetahuan kepada anak-anak Indonesia.
Mengambil contoh dari USAID dan Tanoto Foundation, Ia mengajak berbagai pihak lainnya untuk turut pula bergabung dan berkolaborasi untuk bersama-sama membantu program percepatan penurunan stunting.
Sementara itu, Tanoto Foundation, menyebut akan terus berkomitmen untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam program percepatan penurunan stunting melalui kerja sama ini.
“Kami meyakini bahwa kemitraan merupakan faktor kunci dalam program percepatan penurunan stunting di Indonesia. Tidak hanya pemerintah, keterlibatan pelaku usaha, media, akademisi, dan masyarakat menjadi penting,” ujar Head of ECED Tanoto Foundation, Eddy Henry.
Senada dengan Eddy, Mission Director USAID, Jeffery P. Cohen, menyambut baik bergabungnya para mitra BKKBN dalam percepatan penurunan stunting. Menurutnya, program stunting tidak akan bisa berjalan jika hanya dilakukan oleh satu pihak saja.
“Saya berharap dapat memperluas kemitraan. Saya tidak sabar Indonesia menuju kemandirian. Kami menghormati mitra sektor swasta tidak hanya bisnis tapi perubahan sosial bagi masyarakat,” ujar Jeffery.