Home Regional Jembatan Mojo Ditutup, Ratusan Warga Antri di Jembatan Sasak

Jembatan Mojo Ditutup, Ratusan Warga Antri di Jembatan Sasak

Sukoharjo, Gatra.com – Dampak penutupan Jembatan Mojo, di Sukoharjo, kondisi jembatan sasak kini mengalami penumpukan kendaraan bermotor. Jembatan Mojo akhirnya ditutup mulai hari ini Senin (26/9) hingga (30/11) mendatang.

Jembatan sasak terbuat dari bambu yang merupakan penghubung antara Desa Gadingan, Mojolaban dengan Kampung Sewu, Solo.

Pantauan dilokasi, baik dari sisi timur maupun sisi barat terlihat antrian kendaraan sepeda motor hingga satu kilometer. Peningkatan kendaraan diketahui mulai terjadi sekitar Pukul 09.00 WIB. Sementara penumpukan kendaraan bermotor mulai terjadi saat para pekerja selesai aktivitas, yakni sekitar Pukul 15.00 WIB.

"Pasca penutupan Jembatan Mojo jam 10.15 WIB pengguna jalan terutama yang akan memotong dari Desa Gadingan menuju Kampung Sewu peningkatan sudah 100 persen," ucap Kapolsek Mojolaban AKP Tarto, saat ditemui di lokasi jembatan sasak.

Baca Juga: Polres Sukoharjo Rekayasa Lalin Penutupan Jembatan Mojo 

Menurutnya, rata-rata pengguna sepeda motor tidak mau memutar melalui Jembatan Jurug C atau jalan ciu Telukan. Sehingga mereka memilih jalan alternatif yakni jembatan sasak ini.

"Kemungkinan hari-hari berikutnya lebih meningkat lagi, karena terbukti luar biasa setelah ditutup antrian kira-kira satu kilometer, " terangnya.

Mengingat peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang melintas di jembatan sasak, Tarto menyarankan kepada pihak pengelola agar mengutamakan keselamatan. Sehingga antrian tetap terjaga, baik dari antrian sisi timur maupun barat.

Baca Juga: Buntut Perbaikan Dua Jembatan di Sukoharjo, Jembatan Sasak Kini jadi Alternatif Warga

"Untuk pengelola apabila debit air naik kita sarankan untuk ditutup, karena dari segi pengamanan baik tambang yang digunakan untuk merancang jembatan tidak memadai," tandasnya.

Sementara itu, pengelola jembatan sesek Sugiono alias Bagong  menyampaikan, sebelumnya hanya terdapat satu jalur. Sehingga pengendara motor saling bergantian.

Namun mengingat jumlahnya kendaraan sepeda motor yang melintas mengalami peningkatan, maka pihak pengelola menambah satu jalur.

“Mulai beroperasi jam 03.00 sampai jam 21.00 WIB,” ucapnya.

Baca Juga: Jembatan Ramah Lingkungan Ini Jadi Tempat Nongkrong Baru di Solo

Mengenai biaya restribusi, Sugeng menyebut, setiap kendaraan dikenakan tarif Rp2.000. Restribusi tersebut digunakan sebagai pengganti biaya perlengkapan jembatan dan upah pegawai. Pembangunan jembatan sasak ini menggunakan dana pribadi

“Ada 20 orang warga Desa Gadingan yang membantu disini,” bebernya.

Mengenai izin pengelolaan, Sugeng mengaku, izin tersebut hanya melalui lisan.

“Intinya yang penting jembatannya mampu buat melayani sedulur-sedulur biar tidak bingung, mulai nanti malam dua jalur,” katanya.

222