Sukoharjo, Gatra.com – Peristiwa ledakan di asrama polisi Perum Grogol Indah, Telukan, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, menyisakan trauma bagi sejumlah warga sekitar, terutama anak-anak. Menyikapi hal itu, Polres Sukoharjo bergerak cepat dengan menurunkan tim trauma healing.
Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengatakan, trauma healing dilakukan oleh konselor dari Tim Bag SDM Polres Sukoharjo. Hal tersebut sebagai upaya untuk membantu mengurangi atau menghilangkan gangguan psikologis yang dialami anak-anak yang tinggal disekitar lokasi ledakan.
Trauma healing dilakukan di aula PAUD Kemala Bhayangkara 93 Grogol, Sukoharjo bersama sejumlah anak-anak lain yang tinggal di komplek Perum Grogol Indah.
“Trauma healing kan tidak harus dilakukan untuk yang mengalami trauma berat saja. Anak- anak ini kami hibur agar bisa cepat kembali pulih kondisi psikisnya,” katanya.
Baca juga: Korban Ledakan Asrama Brimob Sukoharjo Belum Sadar, Pindahnya Barang Bukti Masih Misteri
Sementara itu, salah satu warga yang rumahnya berjarak puluhan meter dari lokasi kejadian ledakan, Tuti Rahayu menuturkan, anak perempuannya yang duduk dikelas 3 SMP mengalami syok dan trauma pasca mendengar kerasnya suara ledakan.
“Pas saat kejadian, saya bersama dua anak saya nomor dua dan yang bungsu, sedang keluar rumah membeli perlengkapan sekolah di daerah Tanjung Anom Solo Baru. Yang dirumah hanya anak saya yang nomor satu. Sedangkan suami saya juga belum pulang,” ungkapnya.
Saat ledakan terjadi, Tutik yang tengah berbelanja keperluan sekolah anaknya di sebuah toko di daerah Tanjung Anom, juga mendengar gelegar bunyi ledakan. Jarak rumah Tutik, atau lokasi ledakan dengan Tanjung Anom sekira dua kilometer jauhnya.
Baca juga: Ledakan di Asrama Brimob Sukoharjo, Kapolda Sebut Telah Periksa 7 Saksi
“Semula saya kira yang meledak itu trafo listrik PLN. Namun saat saya pulang, rupanya gang masuk ke perumahan saya sudah penuh orang. Seketika itu saya langsung bergegas mencari anak saya yang berada dirumah sendirian,” ujarnya.
Tutik akhirnya menemukan anak sulungnya bersembunyi didalam kamar dengan badan gemetaran lantaran dilanda rasa ketakutan. Saat kejadian, rumah Tutik bergetar mirip kejadian gempa namun tidak sampai mengalami kerusakan.
“Anak saya semalam mengalami ketakutan hingga kesulitan tidur. Tadi pagi saya minta supaya tidak berangkat sekolah dulu, tapi tidak mau. Terus ini tadi gurunya memberi kabar, anak saya di sekolah menangis dan diminta untuk dijemput pulang,” tandasnya.