New York, Gatra.com – Sebagai salah satu Ketua Bersama dalam program kerja sama vaksin multilateral COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC-EG), Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, menyampaikan bahwa COVAX akan senantiasa berperan untuk memperkuat kapasitas negara berkembang dalam konteks kesehatan, serta meningkatkan arsitektur kesehatan global.
Retno juga mengatakan, COVAX dapat terus membantu mempersiapkan dunia dalam menghadapi potensi pandemi lainnya di masa mendatang. Pasalnya, kata Retno, mandat COVAX sebagai suatu program kerja sama global, akan berlanjut hingga 2023 mendatang.
“COVAX dapat bantu persiapan yang lebih baik untuk hadapi potensi pandemi lainnya karena mandat kerja COVAX akan diperpanjang hingga 2023,” ujar Retno dalam sebuah pertemuan bersama Menteri Kesehatan Ethiopia Lia Tadesse Gebremedhin, di New York pada Sabtu (24/9), sebagaimana dikutip dari pernyataan resminya, Senin (26/9).
Baca juga: Cina Bergabung dengan Fasilitas Vaksin COVAX untuk COVID-19
Sebagaimana diketahui, Retno dan Gebremedhin merupakan Ketua Bersama COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC-EG), bersama dengan Menteri Pembangunan Internasional Kanada Karina Gould.
Menanggapi perpanjangan mandat tadi, baik Retno maupun Gebremedhin sepakat untuk menimbang kembali kebutuhan COVAX, agar dapat terus bekerja dengan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). COVAX juga perlu memastikan negara-negara di dunia memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat mempercepat sekaligus mengembangkan strategi kesehatan nasional mereka.
Di samping itu, Gebremedhin menyarankan bahwa struktur COVAX di masa depan perlu disesuaikan dengan perkembangan pandemi. Terlebih, dalam upaya meningkatkan kapasitas bagi negara-negara di dunia untuk menghadapi potensi pandemi ke depan.
Baca juga: Menuju Endemi Covid-19, Vaksinasi Booster Harus Dilakukan
Untuk diketahui, sebagai forum kerja sama multilateral, COVAX telah buktikan bahwa multilateralisme dapat bekerja efektif. Hingga saat ini, COVAX tercatat telah mengirimkan sedikitnya 1,84 miliar dosis vaksin ke sejumlah negara di dunia, melalui jalur multilateral.
Sebanyak 79 negara pun tercatat telah berhasil mencapai target vaksinasi sebesar 70%, termasuk Indonesia. Melalui COVAX, Indonesia telah mendapatkan 130,662,975 (25,6%) dosis vaksin Covid-19 secara gratis. Seiring dengan itu, Menlu Retno pun menegaskan komitmen Indonesia dalam memperjuangkan keadilan distribusi dan akses produk penanggulangan Covid-19 bagi seluruh masyarakatnya.
"Indonesia tetap berkomitmen memperjuangkan distribusi dan akses yang adil untuk produk penanggulangan Covid-19," ujar Retno dalam kesempatan tersebut.