Semarang, Gatra.com – Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf meraih penghargaan sebagai Kepala Daerah Inovatif (KDI) 2022 kategori kesehatan. Penghargaan dari MNC Group ini tak lepas dari inovasinya dalam mengoptimalisasi pelayanan kesehatan lewat program Sistem Pelayanan Terpadu Geriatri (SISTER PERI).
SISTER PERI yang diterapkan di RSUD Grati Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, merupakan bentuk optimalisasi pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lanjut usia (lansia) yang jumlahnya relatif besar di daerah tersebut.
“Jadi ini dalam upaya meningkatkan kualitas hidup lansia, tidak hanya di rumah sakit, konsultasi 24 jam. Malah kalau kemudian lansia ini tidak mampu ke rumah sakit, dokternya yang datang ke rumah. Ini sebuah terobosan, jadi tidak hanya di rumah sakit saja yang kita layani, khusus pasien lansia,” ujarnya usai menerima penghargaan di Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/9) malam.
Hadir dalam penghargaan itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Komisaris Utama PT MNC Asia Holding Tbk Agung Firman Sampurna.
Saat ini, SISTER PERI dioperasikan di RSUD Grati Kabupaten Pasuruan mencakup sekira 65.948 jiwa lansia yang berdomisili di total 12 kecamatan di wilayah timur Kabupaten Pasuruan.
Irsyad menegaskan, sejauh ini terus mendorong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melakukan inovasi. “Sekecil apa pun, kurang sempurna apa pun kita dorong. Akhirnya, alhamdulillah muncul inovasi-inovasi dari OPD. Salah satunya dari RSUD Grati ini,” ujarnya,
Inovasi di OPD, katanya, tak lain untuk meningkatkan dan mengefektifkan sebuah layanan yang menjadi kewajiban pemerintah kepada masyarakat. “Dengan disentuh inovasi, maka layanan itu semakin efektif, tepat sasaran, dan segmentasinya jelas,” terangnya.
SISTER PERI ini, jelasnya, adalah layanan rumah sakit kepada masyarakat lansia. Sehingga kemudian tentu menjadi berbeda dengan daerah lain. “Berbeda dengan rumah sakit yang ada lainnya. Ya namanya inovasi itu harus ada yang berbeda,” katanya.
Inovasi itu, kata Irsyad, juga menjadi bagian dari tugas OPD dalam menterjemahkan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Sehingga inovasi ini juga menjadi semacam kompetisi di OPD.
“Tiap tahun kita nilai, dari RPJMD, fokus pembangunan saya selaku kepala daerah. Itu tiap tahun harus fokus dan diterjemahkan OPD. Lalu banyak yang muncul seperti Kasih Bersanding Mesra dari Dinas Kesehatan, Kapiten Pasuruan Juara dari Dinas Pertanian. Yang penting kita terus dorong, sehingga muncul berbagai inovasi,” jelasnya.
Reward dan punishment, lanjutnya, juga terus dijalankan. Dia mencontohkan, reward tak hanya diberikan dari Pemkab Pasuruan, namun juga mendapat apresiasi dari pihak lain, seperti media nasional.
Irsyad mengakui, program ini tidak bisa berdiri sendiri. Sosialisasi secara massif harus dilakukan. Apresiasi dari pihak lain juga menjadi bagian sosialisasi. “Para Camat juga harus terlibat untuk bersosialsasi, manfaatkan akses inovasi ini,” terangnya.
SISTER PERI ini memberikan layanan one stop service tanpa antri, serta ruang klinik dengan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan holistik dalam satu ruangan khusus bagi pasien lansia. Lewat fasilitas ini, pelayanan dokter spesialis, laboratorium, farmasi, fisioterapi, konsultasi gizi dapat dilakukan tanpa perlu berpindah tempat.
Selain dapat memangkas waktu pelayanan, sistem tersebut tentunya berfungsi agar pasien lansia yang rentan tidak tercampur dengan pasien lainnya dan mengurangi risiko tertular penyakit lain. SISTER PERI juga memberikan pelayanan home visit, antar jemput pasien dengan mobil khusus, serta pelayanan kegawatdaruratan pasien lansia di rumah melalui sistem aplikasi SISTER PERI-AVENGERS.
Tersedia pula fitur panic button yang dapat mendatangkan langsung tim IGD ke rumah pasien untuk melakukan penanganan lebih cepat dan optimal. Pasien lansia juga mendapatkan layanan high acces berupa WhatsApp Group SISTER PERI hingga kunjungan dokter spesialis dalam kegiatan paguyuban lansia setiap bulannya.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menyatakan sangat bersyukur, para kepala daerah terus melakukan berbagai inovasi, utamanya di masa Covid-19 yang memberikan pelajaran yang luar biasa.
“Betapa susahnya melakukan tata kelola pemerintahan daerah saat masa Covid-19. Maka, dalam kondisi yang sangat penuh tantangan ini ketika kita menemukan ada Gubernur inovatif, ada bupati inovatif, ada wali kota inovatif tentu ini adalah satu hal yang menggembirakan dan membanggakan,” sebutnya.