Pekanbaru, Gatra.com - Dua pekan belakangan warga Desa Sipang Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, tak bisa lagi memanfaatkan air Sungai Antan --- Sungai Cenaku --- untuk keperluan sehari-hari.
Jangankan untuk diminum, untuk mencuci pakaian saja sudah tak bisa. Soalnya warna air yang tadinya tergolong jernih, sudah berubah menjadi kuning pekat.
Aktivitas perusahaan PT. Arvena Sepakat yang berada di wilayah itu disebut masyarakat sebagai musababnya. Sebab kebetulan pula, perusahaan ini sedang melakukan penebangan dan pembersihan lahan dari tanaman karet untuk kemudian ditanami kelapa sawit.
"Di areal perusahaan itu mengalir Sungai Laki yang bermuara ke Sungai Antan. Dari situlah air keruh itu berasal," cerita Yusmilar kepada Gatra.com, jelang maghrib tadi.
Lantaran masyarakat sudah tak tahan lagi dengan kondisi seperti itu, pada 15 September 2022 lalu, Kepala Desa Sipang, Yusri, pun menyurati Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Inhu. Surat itu kemudian diterima DLH sehari kemudian.
Tadi pagi, Tim DLH turun. Di satu sisi masyarakat senang. Tapi di sisi lain, masyarakat meragu. Alasannya, kok mobil perusahaan yang memboyong tim itu ke lapangan.
Kepada Gatra.com, Kepala DLH Inhu, Ori Hanang Wibisono, tak menampik kalau timnya dijemput oleh mobil double cabin milik perusahaan.
Menurut dia, jemputan itu enggak jadi soal lantaran perusahaan punya kewajiban juga. "Kebetulan kendaraan kami hanya avanza. Ada sih mobil double cabin, tapi lagi diperbaiki di Pekanbaru," katanya lepas maghrib tadi.
Terkait apa yang dikeluhkan masyarakat itu, Ori belum bisa leluasa menjawab. Apakah sungai itu tercemar atau tidak. Soalnya sample air yang diambil masih akan dibawa ke laboratorium di Pekanbaru.
"Hasilnya belum bisa dipastikan kapan. Bisa 2-3 bulan. Tapi kami sudah ukur PH airnya, masih di angka 6. Ini berarti air itu masih layak untuk dipakai," katanya.
Sayang, humas perusahaan, Robert, belum merespon pertanyaan yang dilayangkan Gatra.com terkait apa yang dikeluhkan oleh masyarakat itu.
Abdul Aziz