Kudus, Gatra.com – Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengeluhkan kelangkaan gas LPG 3 kilogram, di tengah ambisi pemerintah untuk mengonversi gas LPG ke kompor listrik.
Nur Aida, PKL di Pasar Kliwon Kudus mengaku, mengalami kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kilogram. Kondisi ini disebutnya telah berlangsung selama sebulan terakhir.
“Gas langka sekali, sudah mulai sulit, terus kalau di satu tempat ada, di tempat lain baru ada. Sudah sebulan ini sulit cari gas,” ujarnya saat ditemui di warung makan miliknya, Kamis (22/9).
Baca juga: Bank Mandiri Dukung Ditjen Pajak Kembangkan NPWP 16 Digit
Baca juga: Pandemi Melandai, Gadis Pantura pun Jadi Andalan Capai Target Pajak
Baca juga: Gubernur Khofifah Bebaskan Pajak Kendaraan Mikrolet dan Ojek Online
Selain barang yang sulit, harga gas LPG 3 kilogram dikatakannya melejit naik hingga Rp27.000. Meski begitu, ia enggan untuk menaikkan harga makanan di warungnya, karena khawatir pelanggan bakal mengeluh.
“Menyusahkan masyarakat, khususnya pedagang. Harganya ada yang Rp25.000 ada yang Rp 27.000. Harusnya tidak usah diperlangka dipersulit. Kalau saya naikkan harga juga pelanggan pada lari,” terangnya.
Kelangkaan gas LPG di Kudus juga diamini Ruhesty, PKL di Pasar Kliwon Kudus. Ia mengatakan, tidak masalah harga gas melon mengalami kenaikan, yang terpenting stok selalu tersedia. Hal ini semata agar usahanya tetap berjalan.
“Gas sulit sudah lama. Bahkan saya pernah mencari di lima tempat tidak dapat. Enggak apa-apa harga gas mahal yang penting ada. Harga sekarang Rp25.000, kalau normalnya Rp20.000-Rp22.000,” tuturnya.