Jakarta, Gatra.com - Pemerintah tengah menggencarkan penggunaan kompor listrik kepada masyarakat. PT. PLN (Persero) mengklaim bahwa kompor listrik dapat menghemat pengeluaran rumah tangga dalam urusan memasak hingga APBN untuk subsidi energi.
Managing Director Political Economic and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, menyebut motif utama pemerintah terkait konversi ke kompor listrik yaitu untuk menggenjot konsumsi listrik PLN oleh masyarakat. Menurut dia, selama ini PLN kerap mengalami suplai listrik berlebihan (over supply).
Baca Juga: Pengamat Sanggah Klaim PLN Soal Kompor Listrik Lebih Hemat dari Elpiji
"Tujuan utama untuk membantu PLN, meningkatkan konsumsi listrik dan menyerap oversupply listrik," ungkap Anthony melalui pesan singkat kepada Gatra.com, Kamis (22/9).
Lebih dari itu, Anthony mengatakan upaya pemerintah mendorong penggunaan kompor listrik disinyalir juga sebagai langkah mengurangi subsidi elpiji hingga menciptakan proyek pengadaan kompor listrik. Adapun PT. PLN (Persero) menargetkan pembagian 300 ribu unit kompor induksi gratis kepada masyarakat hingga akhir tahun 2022 ini.
Dibandingkan negara-negara G20, konsumsi listrik Indonesia tergolong paling kecil yaitu sekitar 1,1 MWh/kapita. Sementara negara-negara G20, rata-rata konsumsi listrik di kisaran 5-6 MWh/kapita di tahun 2020.
Baca Juga: PLN: Tidak Ada Penghapusan atau Pengalihan Pelanggan Daya 450 VA
Sementara itu, dalam implementasi peralihan kompor listrik, Anggota Komisi VII DPR-RI, Mulyanto mendesak pemerintah agar menjamin tarif listrik dari penggunaan kompor listrik tetap disubsidi. Di sisi lain untuk menunjung penggunaan kompor listrik di masyarakat, PLN juga diminta agar penambahan daya dari 450 VA ke 2200 VA diberikan secara gratis.
Baca Juga:
"Selama introduksi kompor induksi ini memenuhi hal tersebut di atas dan bermanfaat bagi masyarakat, tentu kita tidak keberatan. Namun kalau program ini hanya menambah beban rakyat, yang sudah berat, PKS (Partai Keadilan Sejahtera) tentu akan menolak," ungkap Mulyanto dalam keterangannya yang diterima, Kamis (22/9).
Di sisi lain, Menurut politikus PKS tersebut, untuk mereduksi ketergantungan terhadap impor elpiji, program introduksi Jargas (jaringan gas alam) dianggap lebih menarik ketimbang kompor listrik.
Ia berujar, progam Jargas lebih sederhana, selama infrastruktur jaringan utama transmisi gasnya sudah tersedia. Karena itu, Mulyanto menekankan agar pemerintah perlu menggencarkan program Jargas ini secara lebih intensif lagi.
"Namun, faktanya sampai hari ini kinerja program jargas ini masih jauh dari target yg telah ditetapkan," tegasnya.
Sebagai informasi, kompor induksi yang rencananya akan dibagikan PLN yaitu terdiri dari dua tungku. Masing-masing tungku membutuhkan daya 800 Watt. Sehingga, untuk satu kompor induksi dengan dua tunggu memerlukan daya sebesar 1600 Watt. Karena itu, daya listrik pelanggan sasaran program ini akan dinaikan dari 450 VA atau 900 VA menjadi 2200 VA.