Jakarta, Gatra.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X, menyebut wawasan nusantara bahari perlu dibangkitkan lagi guna mempercepat kebangkitan Indonesia melalui gagasan Poros Maritim Dunia.
Menurut Sri Sultan, Wawasan Nusantara Bahari telah menjadi isu politik yang sangat penting, terutama dalam ide pembentukan poros lajur laut (axis sea-lanes) bagi pelayaran internasional melalui perairan Indonesia.
Baca Juga: HUT ke-77 TNI AL, Pengamat: Indonesia Harus Jadi Poros Maritim Dunia
"Diplomasi maritim ini memiliki nilai yang strategis karena manfaat wilayah maritim terhadap pembangunan ekonomi," kata Sri Sultan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/9).
Sri Sultan juga menyebut, Alasan lain diplomasi maritim sangat penting adalah kepentingan geopolitik Indonesia dalam wawasan Nusantara. Ide pembentukan Indonesia sejak awal merupakan integrasi seluruh komunitas dan pulau-pulau dalam wilayah bekas Hindia Belanda, dari Sabang sampai Merauke
"Sekarang ide itu harus dipertajam bukan hanya komunitas dan pulau-pulau tetapi juga mencakup integrasi daratan dan maritimnya,” jelasnya.
Baca Juga: Berulang, Kapal Cina Masuk Perairan Indonesia, DPR: Indonesia Harus Tegas!
Hakekat geopolitik dan geostrategis Indonesia sebagai negara kepulauan, sambung Sri Sultan, perlu benar-benar dipahami agar NKRI tidak mudah diintervensi dan diinfiltrasi oleh kekuasaan tertentu baik dari dalam maupun luar.
Sementara itu, Staf Ahli Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Okto Irianto, menjelaskan bahwa Indonesia kembali masuk dalam daftar negara white list atau daftar putih berdasarkan laporan tahunan Port State Control Tokyo MOU untuk wilayah Asia-Pasifik 2021.
Baca juga: Kapal Cina Merayap ke Natuna Utara, Pengamat: TNI AL Siap Ambil Langkah Tegas!
Laporan tersebut merupakan data kegiatan kontrol kepelabuhanan sepanjang 2021 di 21 negara anggota tetap Tokyo MoU.
Masuknya Indonesia dalam daftar white list tersebut kata Okto menunjukkan meningkatnya kepercayaan dunia terhadap aspek keselamatan dan keamanan kapal berbendera Indonesia.
"Status white list ini berpengaruh positif pada logistic cost kita. Karena kegian ekspor-impor yang menggunakan kapal berbendera Indonesia akan mampu bersaing dengan kapal-kapal asing," tegasnya.