Muba, Gatra.com – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Muba, Iskandar Syahrianto, mengatakan bahwa selama ini pemerintah kabupaten setempat terus berkomitmen mendorong minat belajar anak-anak dari Suku Anak Dalam (SAD) yang berada di wilayahnya.
“Pemkab Muba, khususnya kita (Disdik Kabupaten Muba) sangat konsen untuk memajukan pendidikan hingga pelosok,” ujarnya, di Muba, Selasa (20/9).
Selain itu, lanjutnya, SAD sendiri berada di wilayah Bayung Lincir dan Batanghari Leko. Pihaknya pun kini terus mendorong sekolah-sekolah di SAD tersebut dapat berubah menjadi sekolah negeri.
“Guna mendorong minat belajar dari SAD itu sendiri, memang masih perlu banyak bantuan-bantuan pendidikan dari semua kalangan termasuk swasta,” katanya.
Pemkab Muba, lanjut eminta agar pihak swasta khususnya perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayahnya dapat memberikan kontribusinya untuk memajukan pendidikan. Bagi perusahaan yang telah membantu juga diharapkan dapat terus memberikan perhatian.
Baca Juga: Saung Belajar di Muba Bantu Anak Suku Anak Dalam Melek Huruf Lewat
“Kan ada banyak perusahaan yang beropersi di wilayah Muba. Jadi, memang harus berkontribusi guna memajukan pendidikan yang ada di pelosok. Ke depan, kami sangat berharap selain membatu memfasilitasi tempat belajar atau mendirikan sekolah filial bagi SAD. Harapannya juga bisa membantu dengan menyediakan SDM-nya,” katanya.
Sementara itu, salah satu perusahaan penyedia logistik dan infrastruktur, PT Marga Bara Jaya (MBJ) meresmikan operasional sekolah filial (sekolah kelas jauh di pedalaman) bagi anak-anak dari Suku Anak Dalam (SAD) Sungai Badak. Peresmian tersebut ditandai dengan pembagian seragam dan tas sekolah kepada seluruh siswa tingkat sekolah dasar.
Perwakilan PT MBJ, Anton Wasito, mengatakan peresmian sekolah filial itu dilangsungkan pada Senin (19/9). Sekolah untuk anak-anak SAD tersebut merupakan wujud komitmen perusahaan guna mendukung pendidikan di daerah pedalaman dimana pendidikan sulit dijangkau masyarakat.
“Ini juga menjadi salah satu program strategis kami, yang sedang dan terus kami dorong dan gulirkan terutama di wilayah kerja perusahaan kami,” ujarnya.
Dikatakannya, keberadaan sekolah filial tersebut diharapkan bisa menjadi langkah awal bagi anak-anak SAD dalam mengembangkan kehidupan mereka. “Saat ini dimulai dari tingkat SD, anak-anak belajar membaca, menulis dan berhitung sebagai kemampuan dasar untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas lagi,” katanya.
Sekolah filial yang terletak di Desa Pagar Desa, Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebanyak tiga kali dalam seminggu. Bekerja sama dengan SDN Pagar Desa, sekolah itu mendatangkan dua guru tingkat SD yang mengajar sebanyak 15 anak di rentang usia 6-14 tahun. Belasan anak ini terdiri atas 10 anak di tingkat kelas I dan 5 anak di tingkat kelas IV.
Di tempat sama, Kepala Koordinator Wilayah Dinas Pendidikan Kecamatan Bayung Lencir, Rattan, mengatakan bahwa kesempatan belajar bagi anak-anak SAD adalah kesempatan langka dan harus dimanfaatkan secara optimal oleh SAD.
Baca Juga: Program Pamsimas dan SPALDS Bakal Jangkau Suku Anak Dalam
“Selama ini memang mereka belum kami sentuh. Adanya uluran tangan dari pihak PT MBJ menjadi titik terang,” ujarnya saat menghadiri peresmian sekolah filial tersebut.
Dia mengaku sangat terharu melihat anak-anak SAD Sungai Badak mulai bisa bersekolah.
“Saya berharap bahwa tenaga guru yang juga pendanaannya didukung PT MBJ ini bisa menyisir habis seluruh anak-anak SAD di sekitar agar mereka bisa mengenyam pendidikan,’’ katanya.
Pihaknya berharap ke depannya anak-anak SAD yang bersekolah di sini yang usianya memenuhi syarat bisa terdaftar di Daftar Pokok Pendidikan (Dapodi).
Kepala Sekolah SDN Pagar Desa, Dodo Hadori, sangat bahagia melihat anak-anak SAD ini mulai kenal angka dan huruf. Mengingat, sejak beroperasinya kembali yang dulu disebut saung belajar dan kini bernama sekolah filial, peningkatan kemampuan anak-anak sudah terlihat.
“Mereka sudah bisa mengenal angka dan menulisnya dengan baik dan jelas. Ini perkembangan yang menggembirakan,” ujarnya.
Dodo berharap pakaian seragam yang dibagikan bisa menjadi pemicu semangat anak-anak untuk rajin belajar. “Tidak ada lagi alasan enggak ada baju, tidak sekolah. Sekarang kalian sudah sama dengan siswa SD lainnya, berseragam. Jadi semangatlah untuk belajar,” katanya saat memberi semangat kepada anak-anak SAD.
Baca Juga: Suku Anak Dalam Akhirnya Bisa Memilih di Pilkada Batanghari
Dodo menambahkan saat ini kondisi pendidikan anak-anak SAD sangat memprihatinkan dimana 70 persen anak-anak SAD dalam kondisi buta huruf. Ke depannya, sekolah filial tersebut secara bertahap akan bertambah muridnya dari anak-anak SAD Sungai Renja yang jumlahnya sekitar 15 hingga 20 anak.
Sementara itu, Dewi Sekar, salah seorang siswa kelas 1 di Sekolah Filial SAD mengungkapkan kegembiraan saat mendapatkan seragam sekolah.
Ia pun berjanji akan rajin sekolah memakai seragam merah putih. Bahkan, Dewi yang berusia 6 tahun saat ini sudah bisa menyalin angka dari 1-10 dengan tulisan yang terbaca jelas.