Pasuruan, Gatra.com– Pondok Pesantren Queen Zam Zam di Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, Jatim ikut menyukseskan aksi tanam 10 juta pohon program Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di kompleks pesantren itu, Sabtu (17/09).
Acara penananam secara simbolik dipimpin pengasuh pondok pesantren itu KH Mashudi Nawawi. Hadir dalam acara itu antara lain Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Dr KH Muhammad Mukri, Deputi 5 Kemenko PMK Didik Suhardi, Staf Khusus Menko PMK Rohman Budiyanto, Asisten Deputi 5 Katiman, kalngan tokoh NU Jatim dan Pasuruan, ustad dan ustadzah pesantren itu.
Menurut rencana di pondok yang berdiri di atas tanah 12,5 hektar akan ditanam 1.000 pohon yang merupakan bagian dari 4 juta pohon yang dikembangkan kerja sama PBNU dengan Kemenko PMK.
Aksi penanaman 10 juta pohon, di-launching Menko PMK) Muhadjir Effendy, akhir Mei 2022 di Bali. Aksi ini merupakan agenda Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Sekaligus bentuk komitmen Indonesia mendukung The Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022.
Aksi ini merupakan kerja kolaborasi Kemenko PMK dengan lintas kementerian. Melibatkan kalangan perguruan tinggi, sekolah. Organisasi sosial kemasyarakatan seperti NU,Muhammadiyah, Forum Rektor, PGRI, PGI, KWI,Matakin, dan pelbagai elemen masyarakat yang lain. Penananam dilakukan di 34 provinsi seluruh Indonesia sepanjang tahun 2022 – 2023.
Hingga kini sudah lebih kurang 900.000 pohon ditanam di pelbagai daerah di seluruh Indonesia. Salah satu kendala percepatan aksi ini karena kekurangan bibit yang disesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan. Sebagian tanaman sudah mulai produksi. Misalnya, tanaman jambu air di daerah Kebumen, Jateng diperkirakan bisa dipanen bulan November mendatang. Salah satu sasaran aksi ini adalah menambah perekonomian masyarakat dan memperkuat ketahanan pangan.
KH Mashudi Nawawi (62) kelihatan antusias tatkala dimulai aksi penanam pohon. Meski harus berjalan dengan menggunakan tongkat, ia ikut menanam pohon didampingi Katiman. Ia merasa mendapat kehormatan dan amanah untuk membudidayakan pohon dalam rangka aksi tanam 10 juta pohon ini. Apalagi sebagian besar masih tanahnya masih kosong.
Pondok Queen Zam Zam terletak di tepi jalan raya Pasuruan – taman wisata Gunung Bromo lewat Tosari dengan kontu tanah naik turun. “Semula saya mau memberi nama pesantren itu Zam Zam karena saya mendapat ijazah dari guru saya, KH Abdul Hamid berupa air zam zam. Lantas oleh anak saya, Muhammad Fadhil ditambahi Queen agar kelihatan modern. Pondok ini saya bangun sendiri, tidak ada bantuan sama sekali dari pemerintah,” kata kiai karismatik ini.
Pondok Queen Zam Zam termasuk pesantren modern karena di dalamnya ada sekolah mulai Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang Teknik Kendaraan Ringan dan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian. Jumlah santrinya lebih kurang 700 orang.
Kiai Mashudi Nawawi sendiri tidak pernah mengenyam pendidikan pesantren modern. Ia mulai menjadi santri di pondok salafiyah (tradisional) yang diasuh KH Abdul Hamid, seorang kiai yang diyakini oleh kalangan santri sebagai waliyullah. Setelah dari situ dia mengembara menjadi santri musyafir (berkelana mencari ilmu) sampai di Mesir dan Arab Saudi. “Saya tidak punya ijazah sekolah formal,” kata Mashudi Nawawi.