Jakarta, Gatra.com - Polisi akhirnya menetapkan seorang pemuda yang diduga awalnya sebagai hacker Bjorka, di wilayah Madiun, Jawa Timur pada kamis kemarin, menjadi tersangka.
Meski pemuda berinisial MAH, berumur 21 tahun itu tidak terbukti sebagai Bjorka, Polisi punya bukti dirinya melakukan aksi membantu Bjorka.
"Sekarang MAH statusnya tersangka dan diproses oleh timsus dan tidak dilakukan penahanan," kata Juru Bicara Divhumas Polri Kombes Ade Yaya Suryana saat ditemui di Gedung Humas, Jakarta, Jumat,(16/9).
Baca juga: Bocah Madiun yang Diduga Hacker Jadi Tersangka, Bjorka Unjuk Eksistensi
Sejak awal pemuda itu diragukan kemampuannya menjadi hacker. Latar belakangnya sebagai keluarga pas-pasan, dimana aktivitas sehari-harinya membantu orangtuanya berjualan es, dan dia tak punya perengkat seperti laptop, membuat ragu banyak pihak jika dirinya adalah Bjorka.
Bahkan Bjorka yang masih sempat mengoceh pasca ditangkapnya MAH, menegaskan, anak muda yang diinterogasi polisi di Madiun itu adalah korban dari informasi sesat.
Baca juga: Polisi: Motif MAH Bantu Bjorka Ingin Terkenal dan Mendapat Uang
Bjorka menyatakan, polisi menangkap bocah yang menurutnya hanya sebagai pemilik akun di platform Dark Tracer, platform yang sering memberikan informasi tentang dark web, termasuk kebocoran data.
"Seorang idiot dari Indonesia dituduh adalah saya, dan sekarang dia menangis," tulis akun Bjorka.
Bjorka juga memperingatkan orang-orang yang berada di Dark Tracer yang diduga memberi informasi sesat soal identitasnya.
"Dark tracer guy after seeing that i am still active and they realized they gave wrong information to the Indonesian government but in the meantime they have paid," tulis Bjorka di grup Telegram.
Baca juga: Gara-gara Bjorka, Polri Usulkan Setiap Polda Punya Direktorat Tindak Pidana Siber
(Orang Dark Tracer setelah melihat bahwa saya masih aktif dan mereka menyadari bahwa mereka memberikan informasi yang salah kepada pemerintah Indonesia, tetapi sementara itu mereka telah dibayar)
Meski begitu, warga internet atau warga net (netizen) masih yakin Bjorka bukanlah sosok hebat yang berdomisili di luar negeri, atau setidaknya dia tinggal di Ibukota Polandia, Warsawa, seperti yang dia ungkapkan dalam akun twit sebelumnya yang sudah diberangus.
Ada banyak argumen yang mendasari Netizen menyimpulkan, Bjorka tak lain adalah warga lokal, atau istilahnya bukan warga dari jauh, alias hanya anak kampung sini (akamsi).
Gatra.com mengumpulkan berbagai argumen netizen yang membuat analisis terkait kewarganergaan Bjorka. Isi twit yang dipaparkan disini sudah diijinkan untuk dikutip oleh pemilik akun bersangkutan.
Logat Bahasa Inggris Bjorka, mirip penggunaan bahasa Inggris orang Indonesia
Menurut pemilik akun @angelinadeaid, dari susunan tata bahasa yang dibuat Bjorka, ada beberapa yang janggal. Karena tidak biasa dipakai oleh penutur asli Bahasa Inggris.
“Melihat lexicon (collections of words) yang dipakai Bjorka, saya cukup yakin bahwa dia adalah orang Indonesia. Penggunaan double conjuction “because since” setelah tanda ttitik “.” ini adalah tipikal khas orang Indonesia untuk menulis B.Inggris dengan style ‘Indoglish’,” ungkapnya dalam twittnya Rabu (15/9) lalu.
Beberapa kejanggalan lain seperti penggunaan kata 'founding’ dalam penggalan kalimat cuitan twitternya: 'Founding Big Fish in Singapore.' "Jika Bjorka menggunakan translator tool untuk menerjemahkan teks Polly (Pollycarpus Budihari Priyanto), dimanapun translation tool akan menerjemahkan sebagai ‘finding’ / ‘found’," tulis @angelinadeaid.
Penggunaan kata ‘founding’ itu menurut @angelinadeaid, ada 2 kemungkinan. "Yang pertama adalah typo, dan kemungkinan kedua yang lebih masuk akal adalah Bjorka menerjemahkan teks tersebut secara manual yg berarti terbukti bahwa dia memahami Bahasa Indonesia dengan baik," katanya.
Selengkapnya utas terkait bahasa Inggris Bjorka dari @angelinadeaid di sini.
Bjorka pakai handphone yang dipakai kebanyakan umat di Indonesia
Pemilik akun @PecintaZaskia juga melakukan beberapa eksperimen, mencoba melakukan login di akun Bjorka.
Dan usaha itu memberikan kesimpulan, Bjorka menggunakan perangkat yang lazim digunakan warga Indonesia. Seperti handphone merk Oppo. Dan satu lagi Infinix 8. Perangkat yang harganya terjangkau.
Pandangan Bjorka, sama seperti pola pikir orang Indonesia
Bjorka juga punya pandangan yang mirip dengan pendapat orang Indonesia. Seperti soal vaksin Covid. Hal ini diungkap pemilik akun @chicharestu.
Ia bertanya kepada Bjorka di twitnya, terkait data mengenai Benefit Risk Asessment dari vaksin Covid-19
"I have not seen the Benefit-Risk Assessment of COVID Vaccine from Indonesian FDA. Can you please to leak that document out? They have been reluctant to issue it since the very first vaccine rollout. We filed lawsuit against them, yet they are not transparent till now. Thank you!)"
Namun dari interaksi di akun twitter Bjorka yang sudah ditangguhkan itu, @chicharestu berkesimpulan, sikap Bjorka seperti umumnya masyarakat Indonesia, yang cenderung pro vaksinasi, dibanding orang Barat yang menjunjung kebebasan memilih atas dirinya.
"When it comes to Covid Vaccine, he is more like an Indonesian that Pro-vaccine mandate than like a Foreigner that Pro-body autonomy. In that case, he is not against the Govt".
Hingga saat ini, Bjorka memang belum bisa diidentifikasi. Gatra.com sempat mencoba melakukan kontak dengan Bjorka melalui akun Telegramnya. Namun ia tak pernah menjawab pertanyaan diajukan.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD sebelumnya mengungkapkan hacker Bjorka sudah teridentifikasi oleh Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri.
Informasi terbaru tersebut merupakan hasil rapat Mahfud bersama Kepala BIN Budi Gunawan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala BSSN Hinsa Siburian dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate di Kantor Kemenko Polhukam, Rabu (14/9).
Namun hingga Jumat ini, Bjorka masih belum ketemu.