Tashkent, Gatra.com - Presiden Iran Ebrahim Raisi pada hari Jumat mengatakan kepada Presiden China Xi Jinping bahwa negaranya tidak akan menyerah pada "intimidasi AS", dalam pertemuan tatap muka pertama mereka.
"Republik Islam Iran tidak akan mundur dengan cara apapun dalam menghadapi intimidasi AS," kata Raisi menurut pernyataan kepresidenan, mengacu pada sanksi Washington terhadap Teheran, sebagian besar untuk program nuklirnya, dikutip AFP, Jumat (16/9).
Baca Juga: Iran Ingin Masuk Keanggotaan Blok Rusia dan China
Pertemuan itu berlangsung, di sela-sela acara puncak KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Uzbekistan, berlangsung beberapa hari setelah Uni Eropa memperingatkan bahwa negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Iran, dan kekuatan dunia berada tampa menghadapi "jalan buntu."
China adalah salah satu anggota kunci dari dialog multilateral - bersama Prancis, Jerman, Inggris, Rusia dan Amerika Serikat - yang mencoba untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 yang bermasalah.
Baca Juga: Iran - China Sepakati Perjanjian Kerja Sama Selama 25 Tahun
“Terlepas dari semua permusuhan, republik Islam Iran tidak pernah berhenti dan tidak akan pernah dan mampu melanjutkan jalan kemajuan dan perkembangannya,” tambah Raisi.
Presiden Iran juga menyerukan penguatan hubungan ekonomi dengan China di bidang “minyak dan energi, transit, pertanian, perdagangan dan investasi.”
Raisi juga berterima kasih kepada China karena mendukung upaya Iran untuk mendapatkan keanggotaan penuh dalam Organisasi Kerjasama Shanghai.
Selama pidatonya di KTT, Raisi mengatakan bahwa tidak diragukan lagi, unilateralisme AS berusaha untuk menahan negara-negara dari jalur pembangunan independen mereka.
“SCO perlu mengadopsi solusi baru dan langkah-langkah khusus untuk menangani unilateralisme dan sanksi kejam termasuk membentuk perdagangan abadi antara negara-negara anggota organisasi,” tambahnya.
Iran, salah satu dari empat negara pengamat SCO, mengajukan keanggotaan penuh pada 2008, namun tawarannya diperlambat akibat sanksi PBB dan AS yang dikenakan atas program nuklirnya.
Baca Juga: Iran Lepas Minyak Mentah jika Kesepakatan Nuklir Tercapai
Beberapa anggota SCO tidak menginginkan negara di bawah sanksi internasional dalam barisan mereka - situasi yang sekarang berlaku untuk Rusia juga.
Pada sebuah konferensi di Tajikistan pada September tahun lalu, anggota blok tersebut mendukung keanggotaan Iran di masa depan.
Menteri luar negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan dalam sebuah posting twitter pada hari Rabu bahwa ia telah menandatangani dokumen di Samarkand yang berkaitan dengan keanggotaan Iran.