Jakarta, Gatra.com - Pengamat politik sekaligus pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkar Madani, Ray Rangkuti menyebut tidak etis apabila seorang yang pernah menjabat sebagai Presiden lantas menjabat sebagai Wakil Presiden setelah masa jabatannya berakhir.
Hal itu Ray sampaikan, menanggapi isu bahwa Presiden RI Joko Widodo mencalonkan diri sebagai wapres pada Pilpres 2024 mendatang.
Baca Juga: Di Survei LPMM, Masyarakat Cenderung Puas Kinerja Pemerintah, Butuh Sosok Ini Gantikan Jokowi
"Tidak etis itu," ujar Ray Rangkuti saat ditemui di kawasan Jakarta Timur, Kamis (15/9).
Ray pun mengatakan bahwa kedudukan etika sendiri sebenarnya merupakan modal disusunnya konstitusi. Dengan kata lain, aturan sendiri pada mulanya bersumber dari etika berdemokrasi di Indonesia.
"Aturan itu, sumber awalnya itu adalah etik, gitu. Jadi, salah satu modal penyusunan konstitusi itu adalah etika berbangsa dan bernegara," ujar Ray.
Oleh karena itu, kata Ray, hukum konstitusi pun sebenarnya ikut terlanggar, apabila terjadi pelanggaran terhadap etika. Dengan kata lain, menurutnya, bangsa Indonesia akan kehilangan poin paling penting dalam kehidupan berdemokrasi, yakni etika, apabila Jokowi maju sebagai cawapres pada periode mendatang.
Baca Juga: Cegah Polarisasi Pilpres 2024, Pengamat: Minimal Harus Ada 3 Poros Koalisi
"(Dengan) keinginan sebagian orang (Jokowi) dipasangkan, beliau sebagai calon wakil presiden, nah itu artinya sebagai bangsa, kita kehilangan hal yang paling penting dari demokrasi ini, (yaitu) adalah etika. Orang kalau udah dua kali menjabat Presiden, mau lagi jadi Wakil Presiden itu di mana etikanya?" tutur Ray dalam kesempatan tersebut.
"Jadi kalau secara etik sudah enggak boleh, ya sudah selesai. Jangan lagi bilang, enggak ada aturannya. Aturannya ya etika itu," ujar Ray.
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul berbicara tentang kemungkinan Jokowi untuk maju sebagai cawapres pada 2024 mendatang. Bambang pun menilai hal tersebut sangat mungkin, apabila ada partai politik yang mengusungnya di Pilpres 2024 nanti.