Jakarta, Gatra.com– Munir Said Thalib atau yang kerap disapa Munir, merupakan seorang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang meninggal akibat pembunuhan berencana di dalam pesawat pada 7 September 2004.
Hampir 18 tahun kasus tersebut belum usai ditangani oleh pemerintah maupun aparat terkait tentang siapa dalang utama di balik pembunuhan aktivis tersebut.
Namun, baru-baru ini akun hacker Bjorka melalui tulisannya yang berjudul "Who Killed Munir?" mengungkap Muchdi Purwoprandjono sebagai dalang dalam kasus pembunuhan Munir. Tulisan tersebut dibagikan Bjorka melalui group Telegram dan menjadi trending topic di twitter.
Namun rupanya informasi tersebut bukanlah informasi terbaru karena sejak 19 Juni 2008, Muchdi PR pernah ditetapkan sebagai status tersangka, ia diduga kuat terlibat dalam aksi pembunuhan berencana terhadap Munir.
Selang enam bulan kemudian, Muchdi PR dibebaskan murni dari segala dakwaan tersebut. Hingga saat ini pun pemerintah masih bungkam terhadap kasus ini, namun pada saat bersamaan Komnas HAM direncanakan akan membetuk tim ad hoc untuk kasus Munir sebagai Kasus Pelanggaran HAM yang berat.
Hal ini dijelaskan oleh Sekjen KASUM, Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir, Bivitri Susanti bahwa sebenarnya kasus Munir mulai diangkat kembali sejak Bjorka mention Muchdi PR itu dibenarkan. “Sejak laporan tim pencari fakta, ada dokumen yang hilang secara resmi. Ada juga di salah satu majalah yang diungkapkan bahwa pernyataan beberapa aktor pun berkaitan dengan isi dokumen. Tapi dokumen tersebut hilang entah sama siapa.”
Ia juga menyebut pilot senior Garuda Indonesia, Pollycarpus Budihari Priyanto bahwa ia pernah menyebut nama yang sama dengan yang diungkap Bjorka lewat akun Twitter miliknya.
“Kami disini ingin mengajak kalian semua, bahwa dokumen penting itu merupakan dokumen resmi dan bisa dikonsumsi publik. Bukan rahasia lagi, namun tidak dilanjutkan oleh aparat penegak hukum,” katanya. dalam Konferensi Pers Kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Selasa (13/9).
Selanjutnya, dalam kasus pembunuhan Munir serta mencari siapa dalangnya masih berproses hingga saat ini. Menurut Bivitri jika kasus Munir belum ditanggapi dengan baik selama bertahun-tahun maka negara ini masi memiliki banyak tugas sebelum ke arah yang lebih baik lagi.