Mataram, Gatra.com- Sebuah cuplikan Video Youtube terputar di akun milik Habib Fitra nampak tiga lelaki membakar Kitab Tafsir Alquran. Mereka sengaja membakar kitab itu. Alasannya, karena dalam Tafsir Alquran tersebut menyajikan kebohongan.
Tindakan pelaku yang diunggah dalam video tersebut mendapat kecamatan keras dari berbagai pihak. Salah satunya pengurus Daerah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) Lombok Tengah.
Beruntungnya Polres Lombok Tengah segera menyikapi tayangan video tersebut untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih besar, terutama gangguan Kamtibmas.
“Kita amankan tiga orang pelaku yang ada dalam tayangan video tersebut untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Salah satunya yang menyebut dirinya Sultan Habib yang mengunggah video tersebut. Selanjutnya sejumlah pelaku lainnya F dan MS, warga Desa Sepakek Kecamatan Pringgarata dan SH warga Selaparang,” kata Kapolres Lombok Tengah melalui Kasatreskrim IPTU Redho Rizky Pratama, Minggu (11/9).
Kata Redho, para pelaku diamankan sejak Rabu (7/9) malam untuk menghindari adanya gejolak di tengah masyarakat. “Ketiga pelaku diamankan dan mereka masih status sebagai saksi. Pelaku membuat video dengan motif bahwa Islam itu harus mengacu pada Alquran langsung,” kata Redho.
Ditegaskan Redho, apa yang dilakukan aparat dengan mengamankan tiga orang ini sebagai bentuk respons aparat terhadap isu yang berkembang. Terlebih video yang menyebar sudah berbau SARA, maka dikhawatirkan bisa menimbulkan gejolak di tengah masyarakat jika tidak segera diambil tindakan.
Redho menerangkan, peristiwa pembakaran kitab tafsir oleh para terduga pelaku ini terjadi di Desa Sepaket Kecamatan Pringgarata. Di wilayah itu juga aparat mengamankan para pelaku ini. “Kita juga masih akan berkoordinasi untuk memperdalam permasalahan ini,’’ tambahnya.
Untuk diketahui video berdurasi 12 menit 17 detik ini kemudian menuai banyak kecaman. Terlebih dalam video ini menegaskan bahwa apa yang para terduga pelaku lakukan karena tidak ingin akidah orang tersesatkan tentang penafsiran Alquran dan mengganggap kitab tafsir adalah kebohongan.