Los Angeles, Gatra.com- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto membahas perkembangan penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia bersama Menteri Pertanian Selandia Baru, Damien O'Connor pada pertemuan tingkat menteri Indo-Pacific Economic Framework (IPEF MM) di Los Angeles, Amerika Serikat.
Dalam pertemuan itu, Airlangga menjelaskan bahwa strategi Indonesia dalam menangani wabah tersebut sama halnya dengan kebijakan penanganan Covid-19. Seperti pembatasan mobilitas hewan ternak antar daerah.
"Adanya pembatasan pada 19 provinsi dan larangan perpindahan sapi dari daerah satu ke daerah yang lain, serta kebijakan mikro manajemen lainnya persis seperti kebijakan untuk penanganan Covid-19 pada manusia," ujar Airlangga seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (10/9).
Airlangga menambahkan, dalam menangani wabah PMK, pemerintah Indonesia juga membentuk Satuan Tugas PMK yang serupa dengan Satgas Penanganan Covid-19.
Adapun strategi penanganan PMK yang berbasis mikro di tingkat desa, yakni biosecurity, pengobatan, vaksinasi dan potong bersyarat.
"Penanganan PMK melibatkan semua pihak yang terkait, agar penanganan bisa efektif dan mencegah penyebaran ke daerah lainnya," ungkap Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan bahwa Pemerintah RI mendorong kerja sama dengan Pemerintah Selandia Baru terutama untuk pendidikan budidaya (breeding) sapi dan domba di Indonesia.
Menurutnya breeding ternak merupakan kunci untuk menghasilkan produk dari sapi yang berkualitas, seperti susu misalnya. Ia pun menyebut saat ini, perusahaan susu asal Selandia Baru bernama Fonterra telah memberikan bantuan kepada peternak sapi perah di daerah Padang Panjang.
"Pemerintah tengah menjajaki kemungkinan pengembangannya menjadi seperti Dairy Academy di Indonesia," ucap Airlangga.
Berdasarkan data siagapmk.crisis-center.id per 10 September 2022 pukul 09.06 terdapat 527.532 ekor ternak terinfeksi PMK, dengan angka kesembuhan sebanyak 394.077 ekor, dan potong bersyarat sebanyak 11.559 ekor. Sehingga ada 113.220 ekor ternak yang belum sembuh.
Sementara dari total kasus infeksi, sebanyak 8.676 ekor dilaporkan mati. Adapun vaksinasi PMK sudah dilakukan sebanyak 2.239.620 dosis.