Jakarta, Gatra.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menegaskan, meski partainya belum menetapkan nama calon presiden yang akan diusung dalam Pilpres di 2024 nanti, namun yang utama PKS akan mengusung calon presiden yang punya kans untuk menang.
"Kita menginginkan kandidat yang probabilitasnya tinggi untuk menang. Tentu ini berdasarkan survei, namanya itu-itu saja," kata Ahmad Syaikhu seperti dikutip dari Wawancara Khusus Majalah Gatra nomor 46 Tahun XXVIII edisi 14 September 2022.
Baca juga: Diperiksa 11 Jam oleh KPK, Anies Baswedan Ungkit Kontribusinya dalam Pencegahan Antikorupsi
PKS, kata Syaikhu memang telah memutuskan beberapa kriteria untuk memudahkan membangun atau mencari kandidat. Kriteria itu seperti, memiliki visi nasionalis religius, harapannya tidak mendikotomikan keberagamaan ini dengan nilai kebangsaan. "Ini sudah sejalan dengan [gagasan] pendiri bangsa, tidak memisahkan atau mengkriminalisasi," katanya.
Terkait nama-nama yang akan menjadi kandidat kuat yang akan diajukan PKS, Syaikhu menegaskan pemilihan nama-ama akan menjadi kewenangan Dewan Syuro PKS.
"Yang jelas, kita ingin capres-cawapres ke depan ini mampu menggambarkan, memiliki profil perubahan, dan membawa perubahan lebih baik dari kondisi hari ini. Misalnya, ingin perubahan untuk perbaikan polarisasi, tentu dia punya kapasitas untuk mempersatukan, apa yang sudah pecah dirajut kembali. Nah, ini kemampuan capres yang sedang coba kita cari," ungkap Syaikhu.
Baca juga: Jelang Pencapresan Pemanggilan Anies Baswedan Sifatnya Sangat Politis
Meski begitu, Syaikhu juga mengakui jika para dalam hati kader PKS sebenarnya sudah memiliki calon terntentu, atau memilih nama tertentu.
"Saya kira teman-teman PKS suasana hatinya tertangkap dari sisi survei. Misalnya, Litbang Kompas, ada peningkatan [dukungan]. Yang dulu pemilih PKS itu milih siapa, terbaca. Dari tiga survei serial di Litbang Kompas, terjadi peningkatan [dukungan pemilih PKS] terhadap Anies Baswedan, dari sekitar 10% menjadi 53%. Kita mengukur dari survei-survei itu," tegasnya.
Dan untuk bisa mengajukan presiden, PKS mengakui memang perlu ke depan menjalin koalisi. "Koalisi yang sudah terbentuk sampai hari ini kita hormati. Misalnya, ada yang tidak mau dengan PKS, kita hormati. Ada yang sudah berkoalisi, KIB (Koalisi Indonesia Bersatu), itu silahkan juga. Kemudian juga ada koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, Gerindra, dan PKB,"ujarnya.
Lalu bagaimana dengan partai yang tersisa dan belum punya kawan dalam membangun kekuatan untuk mengajukan capres? "Kita berkomunikasi dengan [partai] yang tersisa, apakah ada titik kesepakatan, kami juga sudah berkomunikasi dengan koalisi yang sudah terbentuk. Karena ini masih cair," katanya.
Baca juga: Rakyat Dibebankan, PKS Tolak Rencana Kenaikan BBM
Bahkan, Ahmad Syaikhu juga menegaskan tak tertutup kemungkinan PKS kembali bersanding dengan Partai Gerindra.
"Ini politik, kita tetap bangun komunikasi. Kalau histori yang lalu, itu bagian dari histori. Tapi kalau ada tekad perubahan bersama, kenapa tidak? Kita lihat kesepakatan ke depan,' ujarnya.
Wawancara lengkap Majalah Gatra dengan Ahmad Syaikhu bisa di baca selengkapnya di sini