Melbourne, Gatra.com – Presiden Timor Leste, Jose Ramos-Horta, menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang tertarik untuk berinvestasi di proyek gas Greater Sunrise, yang terletak di wilayah perairan antara Timor Leste dan Australia. Tak hanya Indonesia, negara-negara Asia Timur seperti Korea Selatan, Jepang, dan China, juga disebut tertarik pada hal yang sama.
Ramos-Horta pun menyebut keempat negara tadi sebagai calon investor. Mengingat, negara-negara tersebut berusaha untuk memecahkan kebuntuan yang terjadi antara Australia dengan operator Sunrise Woodside Energy Group (WDS.AX), mengenai cara mengembangkan ladang gas, baik dengan menyalurkan gas ke Timor Timur atau ke wilayah Darwin, Australia Utara.
"Jadi Indonesia adalah investor potensial di Greater Sunrise. Kenapa tidak? Korea Selatan adalah salah satu investor potensial yang besar," kata Ramos-Horta dalam pidatonya di National Press Club, Canberra, pada Rabu (7/9), sebagaimana dikutip dari Reuters.
Lebih jauh, ia pun menyebut bahwa investor dari Jepang dan China juga mungkin tertarik dengan proyek tersebut.
Sementara itu, untuk diketahui, dua ladang yang membentuk Greater Sunrise menampung sekitar 5,1 triliun kaki kubik gas dan 226 juta barel kondensat, yakni sejenis minyak mentah ringan yang biasanya ditemukan bersama gas.
Pembangunan terhadap Greater Sunrise terhenti untuk kali pertama akibat sengketa batas maritim yang akhirnya diselesaikan pada 2018 silam, dengan pertentangan mengenai rute penyaluran gas dari Greater Sunrise. Apakah gas tersebut akan disalurkan ke pabrik gas alam cair baru (Liquified Natural Gas/LNG) di Timor Timur, atau ke pusat LNG di Darwin, Australia.
Untuk itu, Ramos-Horta pun bertandang ke Australia untuk mendesak Australia agar mendukung rencana penyaluran gas ke Timor Leste. Pasalnya, seperti dikatakan Ramos-Horta, proyek tersebut dapat memberikan pendapatan sebesar $100 miliar dan manfaat pembangunan bagi negara tersebut.
Proyek Greater Sunrise pun disebut sebagai kunci masa depan Timor Leste. Mengingat, pendapatan utama mereka, yakni ladang minyak dan gas Bayu Undan, akan berhenti berproduksi pada akhir tahun ini. Hal itu pun membuat membuat Timor Leste hampir sepenuhnya bergantung pada dana minyak mereka yang saat ini mencapai $18 miliar. Ramos-Horta pun yakin, Greater Sunrise akan maju di masa mendatang.
"Saya juga yakin pada akhirnya kami akan mencapai kesepakatan dengan Woodside dan anggota kemitraan lainnya. Saya optimis tentang itu," kata Ramos-Horta dalam kesempatan yang sama.