Denpasar, Gatra.com- Think20 (T20), grup keterlibatan resmi G20 yang menyatukan lembaga think tank dan pusat penelitian terkemuka di seluruh dunia mengeluarkan mendorong lima rekomendasi kebijakan utama.
Dalam Komunike T20, T20 Indonesia Pertama mendorong pemulihan dan ketahanan. Kedua mempercepat kemajuan menuju Net Zero Emissions (NZE). Lalu ketiga mengatur transformasi menuju masyarakat digital.
Keempat menjadikan ekonomi lebih inklusif dan berpusat pada rakyat. Kelilma adalah menghidupkan kembali tata kelola global.
"Rekomendasi telah dikembangkan melalui proses yang ketat. T20 Indonesia telah mengumpulkan 764 abstrak kebijakan singkat dan menghasilkan 130 ringkasan kebijakan, yang ditulis oleh lebih dari 200 penulis dari jaringan think tank di seluruh dunia," ungkap Lead Co-Chairs Think20 (T20) Indonesia, Bambang Brodjonegoro saat pembukaan T20 Summit di Nusa Dua Bali, Senin (5/9).
Untuk memastikan output yang ketat, T20 Indonesia juga telah menyelenggarakan tiga acara sampingan utama, yaitu Global Solutions Summit, Global Policy Forum, dan Global Dialogue. Selain itu, Satgas T20 Indonesia juga menggelar lebih dari 200 side event dari sembilan satgas.
"Ini berfungsi sebagai 'bank ide' G20 dan bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan berbasis penelitian kepada para pemimpin G20," jelas Bambang.
Pada urusan saat ini, lanjut dia, faktaya pemulihan ekonomi tidak merata, peningkatan ketidaksetaraan, dan gesekan global yang menyerukan tindakan terkoordinasi global, T20 2022 menjadi semakin penting.
"Posisi T20 sangat penting dalam memastikan masalah yang ingin diselesaikan oleh para pemimpin G20. Selain itu, kebijakan yang direkomendasikan oleh T20 dapat membekali para pemimpin G20 dengan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu penting melalui analisis akademis yang ketat, beserta rekomendasi yang harus diambil," jelas Bambang.
Melalui output utamanya, lanjut Bambang, T20 Communique, Kepresidenan Indonesia mendorong beberapa rekomendasi kepada para pemimpin G20 untuk mengatasi gejolak saat ini. T20 Indonesia mendesak para pemimpin G20 untuk segera melakukan upaya bersama untuk mencapai pemulihan yang inklusif dan lebih kuat.
Juga restrukturisasi arsitektur kesehatan global dan memanfaatkan transformasi digital. Serta mempercepat transisi energi berkelanjutan, juga membangun kerja sama yang lebih baik dan solid.
"Mengingat pentingnya peran yang dipegang oleh T20, Indonesia bertujuan untuk melanjutkan pekerjaan teladan kepresidenan T20 saat ini dan sebelumnya di tahun mendatang," kata Bambang.
Lalu bertepatan dengan 10 tahun berdirinya T20, Indonesia bermaksud untuk memberikan yang terbaik dalam memastikan objektivitas dan inklusivitas rekomendasi kebijakan. Mencermati perkembangan terakhir, menegakkan aspek inklusivitas dalam diskusi di tingkat G20 mungkin bukanlah tugas yang mudah.
Saat ini, narasi seputar isu global masih didominasi oleh ‘Northern Voice’ (suara wilayah utara-red) yang cenderung lebih kongruen dengan kebijakan dan pandangan negara maju. Namun, negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah sama-sama terpengaruh oleh krisis saat ini seperti halnya negara-negara maju, katanya.
Oleh karena itu, peningkatan perwakilan 'Suara Selatan' sangat penting untuk memastikan narasi global yang dibentuk dianggap adil dan dapat diterima oleh semua pemerintah dari semua jenis negara. Isu global, seperti pandemi Covid-19, perubahan iklim, dan transformasi digital terjadi dalam skala yang membutuhkan tindakan kolektif dan memastikan komitmen dari semua pemerintah dan pemangku kepentingan hampir tidak dapat ditawar.