Jakarta, Gatra.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar berupaya mewujudkan kolaborasi dengan Perumda Pasar Sewakadarma. Untuk mewujudkannya, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menyambangi creative hub multi fungsi Sarinah dan M Bloc, Jakarta, untuk studi banding.
Arya Wibawa dalam keterangan tertulis, Selasa (30/8), mengatakan, kunjungan ke Sarinah dan M Bloc, Jakarta, tersebut juga untuk mewujudkan pengelolaan dan penataan creative hub di Kota Denpasar.
Kunjungan tersebut juga untuk mengoptimalkan fungsi bangunan yang nantinya akan dibangun dalam penataan Kawasan Suci yang menjadi salah satu fokus program pembangunan infrastruktur di Kota Denpasar.
Menurut Arya, pembangunan creative hub sebagai sebuah simpul pelaku ekonomi kreatif yang diharapkan dapat menampung berbagai ide kreatif. Keberadaan simpul kreatif juga diharapkan dapat membangun dan meningkatkan kegiatan bagi para pelaku ekonomi kreatif yang akan menghasilkan produk yang bernilai ekonomis.
Propduk bernilai ekonomis tersebut, lanjut Arya, seperti halnya gedung Dharma Negara Alaya (DNA) yang merupakan creative hub yang sekarang sudah berdiri dan beroprasi selama kurang lebih 3 tahun.
Keberadaan DNA menjadi wahana pertemuan para pelaku sektor ekonomi kreatif sehingga sering terciptanya acara-acara yang melibatkan kedua belah pihak. Gedung DNA menjadi fasilitator dalam terciptanya creative hub lainnya.
Arya menjelaskan, tingginya antusiasme masyarakat pelaku ekonomi kreatif serta seniman yang berkegiatan di gedung DNA menyebabkan padatnya jadwal layanan, sehingga diperlukan fasilitas baru untuk menampung seluruh minat dan antusiasme masyarakat dalam berkesenian serta ekonomi kreatif.
“Kami ingin memberikan ruang bagi anak muda serta pelaku ekonomi kreatif di Kota Denpasar di mana pembangunan creative hub merupakan simpul untuk menampung berbagai ide-ide kreatif dari para pelaku ekonomi kreatif itu sendiri,” katanya didampingi Kadis PUPR Kota Denpasar, A A Ngurah Bagus Airawata; Dirut Perumda Pasar Sewakadarma, IB Kompyang Wiranata; serta pejabat dinas terkait lainnya.
Tujuan utama dari Pemkot Denpasar mengembangkan serta penataan creative hub tidak terlepas dari adanya pandemi Covid 19. Pengembangan dan penataan ini untuk menggerakkan kembali roda perekonomian serta memberi ruang kreatif bagi masyarakat, pelaku ekonomi kreatif bahkan sampai seniman di Kota Denpasar. Pascapandemi melanda diperlukan ide-ide kreatif dan solutif.
Sementara itu, Pengelola M Bloc, Jacob Gatot Sura, mengatakan, M Bloc merupakan sebuah ruang kreatif bangunan rumah bergaya vintage dengan arsitektur tropis dekade 1950-an yang berdiri dan tertata rapi di pinggir jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada zaman dahulu, rumah-rumah ini adalah rumah dinas Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri).
Jacob menuturkan, sebanyak 16 rumah dinas berubah menjadi deretan kedai dengan merek lokal. Sementara pada bagian belakang deretan rumah terdapat gudang yang terdiri dari 12 buah bangunan. Kini, gudang-gudang tersebut telah beralih fungsi menjadi kedai serta tempat pertunjukan musik.
Pimpinan Eksekutif M Bloc, Handoko Hendroyono, menambahkan, sebelum aset bangunan tersebut berubah menjadi creative hub, pihak Peruri sudah memiliki masterplan untuk mengubah kompleks gedung menjadi superblok. Salah satu hal yang paling menonjol dari pengembangan ini adalah tidak adanya ruang parkir kendaraan.
Handoko menuturkan, cara ini dipilih guna mengedukasi sekaligus memaksa publik untuk lebih memanfaatkan fasilitas publik. Tak hanya itu, cara ini diharapkan dapat menghidupkan kembali budaya berjalan kaki. Tujuan pengelola M Bloc Space untuk tidak memberikan tempat untuk parkir justru menambah ruang publik baru.