Sleman, Gatra.com - Lembaga Jogja Police Watch (JPW) mengusulkan liga sepak bola dihapus saja jika laga sepak bola terus membuat nyawa suporter melayang. Tak ada sepak bola seharga nyawa.
Hal ini menyusul tewasnya Aditya Eka Putranda (18), suporter PSS Sleman yang meninggal dunia setelah menyaksikan pertandingan antara PSS Sleman vs Persebaya Surabaya di Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman, DIY, Minggu (28/8) dini hari.
Aditya dikeroyok oleh sejumlah orang di Meijing Kidul, Kalurahan Ambarketawang, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, DIY.Polres Sleman telah menangkap sejumlah tersangka kejadian tersebut.
"JPW berharap para pelaku bisa dihukum setimpal dan kejadian memalukan serta mengecewakan ini tidak terulang kembali. Karena meninggalnya Aditya menambah panjang daftar dsuporter sepakbola di Tanah Air meninggal dunia," kata daftar Kepala Divisi Humas JPW Baharudin Kamba.
Menurutnya, jika tragedi kematian suporter tak berhenti lebih baik liga sepak bola yang dihentikan. "Lebih baik tidak ada liga sepakbola bila harus mengorbankan nyawa manusia karena tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia," kata dia.
Menurutnya, seluruh aspek gelaran sepak bola harus dievaluasi secara tuntas, termasuk pihak penyelenggara. "Pertandingan yang digelar malam hari sangat riskan tindak kriminal termasuk kekerasan berupa penganiayaan di jalanan," katanya.
Bupati Sleman Kustini pun prihatin dan menyayangkan kejadian ini. Ke depan, kata dia, Pemkab Sleman akan mengintensifkan kerjasama dengan pihak kepolisian dalam meningkatkan pengawasan untuk menghindari kejadian serupa.
"Saya mengimbau rekan-rekan suporter dan masyarakat untuk waspada ketika beraktivitas di jalan pada malam hari," ujarnya.