Jakarta, Gatra.com – Maskapai berbiaya rendah AirAsia berencana untuk melanjutkan pengiriman 362 unit Airbus A321neo yang dipesan pada 2024. Demikian dikatakan pimpinan perusahaan induk AirAsia, Capital A Bhd setelah menunda kedatangan pesawat-pesawat tersebut selama pandemi.
Maskapai yang menjadi pelanggan Airbus terbesar ini hanya mengambil empat unit A321neo sebelum pandemi COVID-19 melanda dunia dan menghancurkan bisnis perjalanan udara. Tahun lalu, Airbus setuju untuk meresktrukturisasi pesanan dengan pengiriman hingga 2035, meskipun tidak mengungkapkam tanggal mulai kelanjutannya pada waktu itu.
“Kami akan mengantar Airbus A321neo terbaru dari 2024, dimana yang akan mengurangi emisi per kursi sebesar 20 persen sambil mendorong pertumbuhan bisnis kami,” kata Tony Fernandes, Kepala Eksekutif Capital A dalam sebuah pernyataan pada Jumat (26/08) setelah grup tersebut melaporkan kerugian operasi kuartal kedua yang lebih sempit.
Maskapai tersebut mengoperasikan 65 pesawat terbang saat kuartalnya berakhir pada 30 Juni, naik dari hanya 15 tahun sebelumnya, saat mulai dilakukan lockdown dan penutupan perbatasan yang meluas di seluruh Asia Tenggara.
“Sampai dengan Agustus, total 108 pesawat yang beroperasi telah kembali mengudara dan diperkirakan akan meningkat menjadi 160 pada akhir tahun ini untuk mendukung permintaan konsumen yang kuat dan terus meningkat,” kata Bo Lingam, Kepala Eksekutif AirAsia Aviation Group, seperti dikutip dari Reuters.
Lingam menambahkan bahwa AirAsia berharap kembali beroperasi penuh pada kuartal kedua tahun 2023.
Capital A melaporkan kerugian operasi sebesar 491,3 juta ringgit atau sekitar Rp1,6 trilun untuk tiga bulan yang berakhir 30 Juni, dibandingkan dengan kerugian 792,2 juta ringgit atau sekitar Rp2,6 triliun pada periode tahun lalu.
Lingam mengatakan kombinasi mata uang lemah terhadap dolar AS dan biaya perawatan lebih tinggi yang diperlukan untuk membawa pesawat kembali beroperasi telah “sedikit memperpanjang” proses mengembalikan bisnis penerbangan menuju zona untung.
Perusahaan bulan lalu melaporkan faktor beban maskapai, ukuran persentase kursi yang terisi, naik menjadi 84 persen pada kuartal kedua, mirip dengan tingkat pra-pandemi.
Capital A mengatakan pada Juni lalu bahwa pihaknya sedang mengevaluasi pilihan penggalangan dana untuk daftar A.S. yang direncanakan, karena terlihat untuk melepaskan klasifikasinya sebagai perusahaan yang tertekan oleh bursa saham Malaysia.