Tripoli, Gatra.com - Pertempuran sengit meletus di ibu kota Libya semalam dan berlangsung hingga Sabtu pagi. Faksi-faksi yang bersaing saling tembak-menembak dan terdengar beberapa suara ledakan keras memantul di sekitar kota.
Reuters, Sabtu (27/8) melaporkan, bentrokan itu terjadi di pusat kota Tripoli setelah salah satu kelompok terkuat di ibu kota menyerang pangkalan pasukan saingan. Seorang saksi mata mengatakan penembakan selama berjam-jam itu menakutkan penduduk setempat dan menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya eskalasi yang lebih luas.
Tidak jelas apakah pertempuran itu secara langsung terkait dengan kebuntuan politik Libya yang lebih luas atas kendali pemerintah, namun setiap bentrokan antara kelompok-kelompok kuat Tripoli dapat berisiko menarik faksi-faksi lain ikut bermain.
“Ini mengerikan. Saya dan keluarga saya tidak bisa tidur karena bentrokan. Suaranya terlalu keras dan terlalu menakutkan,” kata Abdulmenam Salem, seorang warga Tripoli tengah.
“Kami tetap terjaga jika kami harus pergi dengan cepat. Ini perasaan yang mengerikan,” tambahnya.
Angkatan bersenjata yang mendukung masing-masing pihak dalam perselisihan politik Libya telah berulang kali dimobilisasi di sekitar Tripoli dalam beberapa pekan terakhir. Konvoi besar kendaraan militer bergerak di sekitar kota dan mengancam kekuatan para pihak untuk mencapai tujuan mereka.
Dua sumber medis dan seorang temannya mengatakan kepada Reuters bahwa seorang pria tewas dalam penembakan itu. Gambar dan video yang dibagikan secara online dari pusat kota, memang tidak dapat segera diverifikasi oleh Reuters. Namun itu menunjukkan pengerahan kendaraan militer melaju kencang di jalan-jalan, dan pejuang menembak. Penduduk setempat berusaha memadamkan api.
Belum ada komentar langsung dari kementerian dalam negeri dan kesehatan tentang pertempuran tersebut, yang sempat berhenti di pagi hari sebelum kemudian dilanjutkan. Universitas Tripoli mengatakan mereka menangguhkan kelas akibat pertempuran.
Kebuntuan politik utama Libya terfokus pada Pemerintah Persatuan Nasional di Tripoli di bawah Abdulhamid al-Dbeibah melawan pemerintahan saingan di bawah Fathi Bashagha, yang didukung parlemen yang berbasis di timur.
Misi PBB di negara itu memperingatkan minggu ini terhadap segala upaya untuk menyelesaikan perselisihan melalui kekerasan.
Bashagha mencoba memasuki Tripoli pada bulan Mei, sehingga menyebabkan terjadinya baku tembak selama berjam-jam yang memaksanya untuk pergi. Dia mengindikasikan baru-baru akan kemungkinan mencoba untuk memasuki ibukota lagi.
Minggu ini faksi-faksi yang mendukung Dbeibah berparade di sekitar Tripoli sebagai unjuk kekuatan, dan mengatakan mereka tidak akan mengizinkan Bashagha masuk.