Home Hukum Tentang Satgasus yang Pernah Dipimpin Sambo, Rizal Ramli Sebut Pembubaran Saja Tak Cukup

Tentang Satgasus yang Pernah Dipimpin Sambo, Rizal Ramli Sebut Pembubaran Saja Tak Cukup

Jakarta, Gatra.com – Kasus kematian Brigadir J di rumah atasannya, Irjen Polisi Ferdy Sambo terus menyita perhatian publik selama kurang lebih dua bulan terakhir. Kasus itu pun berbuntut pada sejumlah polemik lain, yang berkaitan erat dengan institusi Kepolisian RI (Polri).

Tak terkecuali Satuan Tugas Khusus (Satgasus) Merah Putih, yang sempat Sambo pimpin sejak Mei 2020 silam. Sebagaimana diketahui, satuan tugas tersebut telah resmi dibubarkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, pada 11 Agustus 2022 lalu, dengan dilatarbelakangi pertimbangan staf terkait efektivitas kerja organisasi.

Kendati demikian, langkah penghapusan tersebut rupanya dipandang tidak cukup oleh Tokoh Nasional, Rizal Ramli. Ia menegaskan, Satgasus Merah Putih sejatinya juga perlu untuk diaudit, demi mengetahui sumber aliran dana yang digunakan oleh satgasus tersebut.

“Uangnya dari mana? Dari judi? Dari narkoba? Dari money laundry? Tidak cukup Satgasus dihapuskan, tetapi harus dibuka polanya, dipelajari aliran dananya, dan dipertanggungjawabkan,” tegas Rizal Ramli dalam diskusi #Safari24 yang dilaksanakan oleh Total Politik, dengan tema 'Kasus Sambo di Jalan Politik', Jumat (26/8).

Pasalnya, apabila audit tidak dilakukan, kata Rizal, maka satgasus tersebut dapat menjadi sinyal adanya kegiatan mafia di dalam tubuh kepolisian. Ia pun berpesan kepada Kapolri Listyo Sigit untuk tidak mengorbankan institusi demi melindungi seseorang.

“’Mas (Listyo Sigit), jangan korbankan institusi. Ya kan? Demi melindungi jendral kek, apa kek, apa kek. Kasihan institusinya,” tegas mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu.

Rizal pun menggarisbawahi agar masyarakat Indonesia tak hanya fokus pada isu pelecehan seksual atau bahkan skandal perselingkuhan, yang mana menjadi bahasan santer dalam kasus ini.

“Tapi tolong fokus pada transaksi hitam triliunan rupiah dari ‘Samboisme’,” ujar Rizal dalam diskusi tersebut.

Label “Samboisme” sendiri sebenarnya Rizal rujuk dari kata “Savakisme” yang berakar pada kata SAVAK, sebuah intitusi polisi rahasia, keamanan, dan intelijen di Iran pada masa pemerintahan Dinasti Pahlavi. Institusi itu menjadi yang paling dibenci dan ditakuti akibat praktik penyiksaan dan adu domba terhadap pihak oposisi, di saat pihak mereka justru “sibuk” beroperasi untuk mengumpulkan dana lewat dunia hitam.

Untuk diketahui, kasus ini pun Rizal sebut sebagai “Samboisme”, mengingat banyaknya dimensi yang ada dalam kasus tersebut. Sebagaimana kasus tewasnya Brigadir J memang dapat dikategorikan sebagai kasus pembunuhan sadis, terencana, dan bahkan menghandung dimensi penghapusan barang-barang bukti secara sistematis.

340