Jakarta, Gatra.com – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bersolek diri untuk menyambut gelaran Pemilu 2024 mendatang. Walau berstatus sebagai partai non-parlemen hingga saat ini, PSI tak mau ketinggalan menetapkan target capaian.
“Target capaian elektoral PSI di 2024 adalah 7% atau sekitar 10,6 juta suara,” kata Sekretaris Jenderal DPP PSI, Dea Tunggaesti, kepada Gatra.com, Rabu (24/8/2022).
Soal siapa yang akan didukung sebagai calon presiden potensial, PSI belum mau membocorkan. Dea mengungkapkan bahwa perihal ini akan ditentukan secara internal melalui Rembuk Rakyat PSI yang akan berakhir pada November 2022 mendatang.
“Ini merupakan upaya kami mendengar suara akar rumput tentang siapa yang layak menjadi penerus Pak Jokowi,” ujar Dea.
Dalam Rembuk Rakyat PSI, ada sembilan nama yang dianggap ideal sebagai penerus Jokowi. Mereka adalah Emil Dardak, Erick Thohir, Ganjar Pranowo, Mahfud MD, Muhammad Andika Perkasa, Mochamad Ridwan Kamil, Muhammad Tito Karnavian, Najwa Shihab, dan Sri Mulyani Indrawati.
“PSI yakin sembilan sosok tersebut adalah kader-kader bangsa yang dianggap mampu melanjutkan politik kesejahteraan, politik bersih, dan politik keterbukaan,” tutur Dea.
Sembilan nama tersebut diperoleh setelah para pengurus dan kader PSI menemui para tokoh muda, guru, akademisi, dunia usaha, tokoh agama, tokoh adat, dan mereka yang dianggap mewakili rakyat. “Dukungan PSI ke salah satu kandidat akan kami berikan setelah mengetahui hasil akhir program tersebut,” imbuh Dea.
Begitu pula soal koalisi. PSI belum mau berbicara banyak. Akan tetapi, PSI sudah menjalankan safari politik pertamanya ke markas Partai Golkar kamrin, Selasa malam, (23/8/2022).
Dalam agenda itu, Ketua Umum PSI, Giring Ganesha, masih irit bicara apakah pertemuan itu membicarakan kemungkinan koalisi atau tidak. “Kita PDKT dulu. Nanti banyak yang didiskusikan,” ujarnya saat ditemui wartawan.
Walau demikian, Dea menyebut PSI tetap membuka jalur komunikasi dengan parpol lain. Menurutnya, apabila ada kesamaan visi pengusungan capres tertentu, kemungkinan tergabung dalam koalisi makin besar.
Dea menambahkan bahwa komunikasi tersebut tak hanya dilakukan kepada partai yang sudah kursi di Senayan, tetapi juga dengan partai non-parlemen. “Memperbaiki Indonesia tak bisa sendiri. Kerja sama menjadi sebuah keharusan dengan selalu menjadikan nilai-nilai dasar PSI sebagai acuan,” ujarnya.
Prioritas terdekat PSI sekarang, kata Dea, adalah fokus pada proses verifikasi pendaftaran pemilu. Selain itu, PSI juga sedang gencar menjaring sosok terbaik untuk menjadi calon legislatif dari PSI. “Pada saatnya akan kami umumkan wajah-wajah baru yang bergabung dengan PSI,” katanya.
“Kami ingin punya lebih banyak legislator, baik di pusat maupun di daerah. Dengan lebih banyak legislator, PSI akan punya power lebih besar untuk mempengaruhi kebijakan publik, artinya kami bisa berbuat lebih banyak lagi untuk rakyat,” tandas Dea.