Jakarta, Gatra.com - KH Asep Saifuddin Chalim seorang pendiri Pesantren Amanatul Ummah di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. Hanya dalam waktu 11 tahun, pesantren besutannya ini menjadi yang terbaik di Indonesia.
Awalnya, pada tahun 2006 ia mendirikan pesantren itu di sebuah lahan yang disebut-sebut hutan angker. Akses jalan yang kecil yang diwarnai cerita-cerita mistis, membuat orang enggan datang ke tempat itu.
"Dengan sebuah keyakinan manakala lembaga pendidikan maju maka akan didatangi semua orang," katanya dalam acara bedah buku Kiai Miliarder tapi Dermawan di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Selasa (23/8).
Meski dengan keterbatasan, Kiai Asep tetap mengajar 23 orang santrinya di hutan angker itu. Ia memiliki visi misi menjadikan pesantrennya bertaraf Internasional.
"Awalnya tidak ada bangunannya, hanya rumah kecil. Saya gunakan untuk asrama putri untuk 23 anak, ditembel oleh gedek dan kertas minyak. Sekolahnya di bawah terop tapi namanya madrasah bertaraf Internasional," cerita Asep.
11 tahun berselang, Pesantren Amanatul Ummah berhasil menjadi salah satu pesantren terbaik di Indonesia. Kiai Asep menyebut pada tahun 2017 madrasahnya menjadi favorit di Indonesia, lalu pada 2018 menjadi sekolah yang sistem pendidikannya paling baik di Indonesia.
Pada 2019, Amanatul Ummah mendapatkan penghargaan sebagai pesantren modern inspiratif nomor satu di Indonesia, di atas Pesantren Gontor, Darunnajah, dan Al Amien Prenduan. Kini, Amanatul Ummah memiliki puluhan ribu santri yang setelah lulus diterima di perguruan tinggi favorit di dalam dan luar negeri.
"Menurut saya, penilaian itu dari kualitasnya. Anak-anak kami tidak sulit diterima di ITB, UI, Unair bahkan ke Jerman, Rusia hingga Cina," kata Guru Besar Sosiologi UIN Sunan Ampel Surabaya itu.