Jakarta, Gatra.com – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melalui Satgas Monkeypox meminta jajarannya di wilayah dan cabang untuk meningkatkan kewaspadaan setelah ditemukannya kasus pertama cacar monyet atau monkeypox di Indonesia.
“Kami meminta tim medis dan tenaga kesehatan untuk tetap waspada,” kata dr. M. Adib Khumaidi, SpOT, Ketua Umum PB IDI, dalam keterangan pers, Sabtu (20/8).
Adib menyampaikan, PB IDI terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, serta IDI Wilayah dan IDI Cabang. Pihaknya meminta para medis segera melaporkan kepada Dinkes setempat apabila ditemukan pasien dengan gejala mirip cacar monyet, supaya bisa segera ditangani dan ditindaklanjuti.
Baca Juga: Kemenkes Ungkap Kasus Pertama Cacar Monyet di Indonesia
PB IDI melalui Satgas Monkeypox atau Clades PB IDI meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik, sesuai arahan Kemenkes.
Ketua Satgas Monkeypox atau Clades PB IDI, dr. Hanny Nilasari, SpKK, mengingatkan bahwa meski sudah ada kelonggaran kegiatan di berbagai tempat, namun masyarakat tetap perlu mempertahankan protokol kesehatan secara ketat, serta lebih aktif menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
“Bagi yang merasa bergejala dapat segera berobat menemui dokter terdekat,” katanya.
Sebelumnya, Kemenkes mengungkap kasus pertama cacar monyet (Monkeypox) di Indonesia. Pasien pertama yang terinfeksi virus tersebut adalah seorang laki-laki berusia 27 tahun berasal dari DKI Jakarta.
Baca Juga: Dokter Kulit: Manifestasi Klinis Penderita Cacar Monyet Serupa Penderita HIV
Juru Bicara (Jubir) Kemenkes, Mohammad Syahril, dilansir dari Antara, menyampaikan, pria tersebut positif terpapar cacar monyet berdasarkan hasil pemeriksaan PCR malam kemarin.
Menurutnya, laki-laki tersebut merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri. Dia memiliki beberapa gejala, yakni demam dan ruam di beberapa bagian tubuh.
“Juga ada pembesaran kelenjar limpa, tapi keadaannya baik. Artinya tidak sakit berat dan ada cacar-nya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan, kaki, dan sebagian di sekitar alat genitalia,” ungkapnya.