Ankara, Gatra.com - Israel dan Turki mengumumkan dimulainya kembali hubungan diplomatik secara penuh mulai Rabu, setelah bertahun-tahun hubungan kedua negara tegang dan antara negara-negara Mediterania.
Perdana Menteri Israel Yair Lapid memuji terobosan diplomatik sebagai aset penting bagi stabilitas regional dan berita ekonomi yang sangat penting bagi warga Israel.
AFP, Rabu (17/8) melaporkan kantor Lapid mengatakan pengembangan diplomatik akan melihat duta besar dan konsul jenderal dikirim ke kedua negara sekali lagi.
Pengumuman tersebut menyusul upaya bilateral selama berbulan-bulan untuk memperbaiki hubungan, dengan kunjungan timbal balik oleh pejabat tinggi.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan kembalinya para duta besar penting untuk meningkatkan hubungan bilateral. Namun dia memperingatkan bahwa hubungan yang lebih dekat dengan Israel tidak boleh ditafsirkan sebagai Ankara menyerah pada perjuangan Palestina.
Cavusoglu pada Mei menjadi menteri luar negeri Turki pertama yang mengunjungi Israel dalam 15 tahun, selama perjalanan yang juga membuatnya bertemu dengan para pemimpin Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Selama kunjungan penting oleh Presiden Israel Isaac Herzog ke Ankara dua bulan sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan pertemuan mereka menandai “titik balik dalam hubungan kita.”
Hubungan bilateral mulai merenggang pada 2008, menyusul operasi militer Israel di Gaza.
Hubungan kemudian membeku setelah kematian 10 warga sipil menyusul serangan Israel di kapal Mavi Marmara Turki, bagian dari armada yang mencoba menembus blokade dengan membawa bantuan ke Gaza pada 2010.
Rekonsiliasi singkat berlangsung dari 2016 hingga 2018, ketika duta besar ditarik sekali lagi atas pembunuhan warga Palestina. Lebih dari 200 warga Gaza ditembak mati oleh pasukan Israel, selama protes perbatasan dari 2018 hingga 2019.
Rekonsiliasi secara terbuka berlangsung setelah Herzog menjabat pada Juli 2021.
Presiden Israel pada Rabu mengatakan pembaruan penuh hubungan akan mendorong hubungan ekonomi yang lebih besar, pariwisata bersama, dan persahabatan antara orang-orang Israel dan Turki.
Terlepas dari perbedaan diplomatik dalam beberapa tahun terakhir, perdagangan terus berlanjut dan Turki tetap menjadi tujuan populer bagi wisatawan Israel.