Canberra, Gatra.com - Australia dan Selandia Baru mengatakan pengiriman daging ke China berjalan normal meskipun media China melaporkan larangan impor dari kedua negara.
Surat kabar Australian Financial Review mengatakan terkait salah satu media China telah melaporkan bahwa impor pertanian, terutama daging, dari Australia dan Selandia Baru dapat ditangguhkan karena kekhawatiran tentang penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Kami mengetahui rumor tersebut. Kedutaan Besar Australia di Beijing telah melakukan kontak dengan Bea Cukai China dan tidak ada pemberitahuan resmi yang dikeluarkan,” terang juru bicara departemen pertanian Australia dalam sebuah pernyataan email pada Selasa (16/08/2022) waktu setempat.
Steve Ainsworth, direktur akses pasar di Kementerian Industri Primer Selandia Baru, mengatakan bahwa kegiatan ekspor berlanjut seperti biasa.
“Kami telah melakukan penyelidikan dengan pihak berwenang Tiongkok, termasuk melalui staf Kedutaan Besar kami di Tiongkok. Penyelidikan ini mengkonfirmasi bahwa produk Selandia Baru terus dibersihkan melalui perbatasan,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Baik Australia maupun Selandia Baru tidak melaporkan kasus penyakit mulut dan kuku di antara ternak. Tetapi kedua negara mengambil tindakan pencegahan biosekuriti ekstra setelah virus hewan ditemukan di tujuan liburan populer Indonesia di Bali.
Penyakit mulut dan kuku adalah penyakit hewan yang sangat menular yang menyerang sapi, domba, kambing dan babi tetapi tidak menimbulkan ancaman bagi manusia.
Pemodelan pemerintah Australia memproyeksikan wabah kaki-dan-mulut yang meluas di negara itu dapat memiliki dampak ekonomi langsung yang diperkirakan sekitar 80 miliar dolar Australia atau setara dengan 830 triliun rupiah.