Jakarta, Gatra.com - 58 seri Buku literasi digital resmi diluncurkan. Buku tersebut membahas seputar Riset dan pandangan praktikal dari pentingnya kehadiran literasi digital di Indonesia. Peluncuran buku tersebut juga menjadi kolaborasi Literasi digital yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Dewan Pengarah Siberkreasi, Donny Budi Utoyo, mengatakan bahwa salah satu yang literasi yang ditekankan dalam buku tersebut yakni seputar toleransi. Menurut Donny, toleransi merupakan hasil dari tingkat literasi yang tinggi serta kebebasan berekspresi.
Dengan tingkat toleransi yang semakin tinggi, maka kebebasan berekspresi maupun berpendapat pun tidak akan menjadi sesuatu yang justru akan menimbulkan masalah.
"Karena keduanya tidak bisa dipisahkan. Mereka ini harus jadi satu. Alangkah indahnya jika ada perbedaan pendapat, ya diberikan juga tempat untuk berdiskusi secara baik,” ujar Donny dalam keterangan tertulisnya, Selasa (16/8).
Pada kesempatan yang sama, Perwakilan dari Hipwee, Andreas Beni Rahadi, menjelaskan bahwa buku yang diluncurkan juga akan berisi buklet yang dibuat dari hasil kolaborasi dengan 6000 kreator di seluruh Indonesia.
Buku tersebut juga memuat refleksi dari masing-masing kreator yang selama ini mampu berekreasi dengan konten positif dalam ranah digital.
Selain itu, sambung Andreas, buku tersebut juga akan secara mendalam membahas tentang mental health hingga membahas sisi praktikal dalam berkonten positif seperti membahas tentang bagaimana cara mendapatkan engagement bagus di Instagram dengan koridor yang tetap positif ke audiens.
"Jadi di sini ada semacam formula juga untuk bisa jadi kreator yang memiliki dampak positif dan strategi menulis," jelasnya.