Home Regional PT PAL Indonesia - TNI AL Resmi Luncurkan Kapal Bantuan Rumah Sakit

PT PAL Indonesia - TNI AL Resmi Luncurkan Kapal Bantuan Rumah Sakit

Surabaya, Gatra.com –Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) bersama dengan PT PAL Indonesia (Persero) menggelar seremoni pemberian nama dan peluncuran Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) yang kedua pada Senin pagi (15/08). 

Kapal BRS tersebut merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang memadai dan merata sampai ke pelosok negeri.

Penyelenggaraan acara ship-naming dan launching menandakan selesainya pembangunan bagian badan kapal atau super structure, sehingga kapal sudah dapat mengapung di atas air. Selanjutnya pembangunan kapal BRS ini akan berfokus pada instalasi bagian dalam dan integrasi sistem navigasi dan komunikasi.

“KPL BRS merupakan salah satu wujud keseriusan pemerintah dalam menghadapi pandemi serta untuk mengevakuasi korban bencana yang terjadi. Kapal ini memiliki kemampuan untuk menangani wabah Covid-19 sehingga dapat digunakan sebagai lokasi isolasi terpadu dengan sarana atau fasilitas setara rumah sakit tipe C,” terang CEO PT PAL Kaharuddin Djenod.

Kaharuddin menjelaskan bahwa PT PAL Indonesia konsisten dalam mendukung kemandirian industri pertahanan melalui produk-produk terbaik karya anak bangsa, yang memiliki kualitas internasional dan dapat dibanggakan.

Acara Ship-naming & Launching dilakukan di area Graving Dock Semarang Divisi Kapal Niaga PT PAL dan bertepatan di bulan Agustus sebagai kado untuk HUT RI ke-77. 

Sebelumnya, PT PAL bersama TNI AL telah melakukan serah terima kapal BRS KSRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 pada awal tahun 2022. Kapal BRS kedua kali ini diberi nama sebagai dr. Radjiman Widyodiningrat-992.

Menurut Megawati Soekarnoputri yang turut hadir dalam acara tersebut secara virtual, pemberian nama kapal sebagai dr. Radjiman Widyodiningrat dipilih karena ia merupakan sosok dokter, pemimpin, dan negarawan yang sangat merakyat. 

Megawati menjabarkan riwayat Radjiman selama menempuh pendidikan sebagai dokter, berperan besar dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), dan sebagai seorang tokoh sejarah.

“Begitu hormatnya Bung Karno pada bapak Radjiman, sampai dipersiapkan kereta api khusus untuk selalu menjemput beliau dari Jakarta ke Walikukun, Ngawi, guna menghadiri sidang-sidang DPR RI. Beliau sosok pemimpin negarawan yang menjadi pimpinan sidang DPR RI ketika Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia,” terang Mega.

Ship-naming merupakan salah satu rangkaian penting dalam pembangunan kapal. Momen tersebut harus dilakukan seorang mothership. Vero Yudo Margono selaku istri dari Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana TNI Yudo Margono diberikan kehormatan untuk menjadi ujung tombak proses pemberian nama kapal. Hal itu ditandai dengan pernyataan pemberian nama kapal sekaligus ditandai dengan pemecahan kendi pada badan kapal.

Setelah resmi menyandang nama dr. Radjiman Widyodiningrat, Kapal BRS diluncurkan Kasal Laksamana TNI Yudo Margono yang ditandai dengan penekanan sirine sebagai simbol pertama kali badan kapal menyentuh air.

“Bagi Indonesia dan di Angkatan Laut, keberadaan Kapal Rumah Sakit sangatlah penting. Selain untuk operasi laut guna memberi layanan kesehatan pada prajurit, Kapal Rumah Sakit juga sangat bermanfaat untuk pelayanan kesehatan mobile yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan,” jelas Kasal Laksamana TNI Yudo Margono.

Hal itu menurutnya saat terjadi bencana alam di mana fasilitas kesehatan dan transportasi darat maupun udara terganggu, dengan kata lain kapal rumah sakit sama pentingnya baik untuk operasi militer perang maupun operasi militer selain perang.

“Insy Allah nanti bulan September akan dilaksanakan delivery, sehingga nanti setelah delivery kapal ini bisa langsung operasional dan kita tempatkan di Koarmada I sebagai pengganti KRI Semarang. Ini merupakan perintah bapak Presiden karena banyaknya bencana waktu itu dan (dianjurkan, red) kita harus memiliki tiga kapal rumah sakit dan sekarang sudah terpenuhi,” jelas Yudo Margono.

Ia juga menjelaskan bahwa tiga kapal rumah sakit yang sekarang dimiliki sementara ini dirasa cukup untuk menjangkau seluruh daerah Indonesia. Ia menjelaskan bahwa nantinya kapal rumah sakit itu akan menjangkau daerah proritas seperti mengalami bencana atau menjadi titik trouble.

“Kapal ini dengan KRI dr. Wahidin Sudirohusodo memiliki fasilitas yang sama. Memiliki peralatan rumah sakit yang lengkap. Sehingga ini mampu digunakan untuk perawatan Covid dengan dibekali kemampuan untuk memproduksi oksigen sendiri. Kapal ini juga bisa dilakukan operasi kecil, ringan maupun berat di dalam kapal. Untuk pasien rawat inap dalam kapal bisa sampai 280 personil,” ujar Kepala Staf TNI AL.

Yudo menekankan bahwa produksi atau industri pertahanan dalam negeri harus dipertahankan tentunya harus didorong agar selalu mengalami peningkatan. Agar nantinya industri pertahanan di Indonesia mampu bersaing dan tidak kalah dengan dengan luar negeri.

337