Jakarta, Gatra– Deolipa Yumara yang merupakan mantan pengacara Bharada Eliezer atau Bharada E, mengungkapkan bahwa pencabutan kuasanya disebabkan adanya intervensi dari salah satu seorang yang disebut ‘Jenderal’.
Dugaan tersebut disampaikan langsung oleh Deolipa Yumara saat konferensi Persnya di Depok, Jawa Barat, Sabtu,(13/8). Deolipa menyampaikan adanya kejanggalan terhadap proses pemecatan dirinya sebagai pengacara Bharada E sehingga ia dipanggil Bareskrim Polri.
“Ada perintah supaya saya mundur, karena saya kan yg kenal, Pak Burhan tidak kenal saya kan pengacara internalnya Kamnat Subdin satu Bareskrim, lama saya sama mereka, saya kenal kualitas mereka semua orangnya jago-jago pinter-pinter makanya mereka yang dipakai nanti saya puji-puji mereka nih boleh dong saya puji orang bebas orang saya cuma penyanyi doang kok,” ungkap Deolipa
Deolipa juga menjelaskan bahwa saat di Bareskrim ia berbicang dengan seseorang yang disebut ‘Saudaraku’, seseorang yang disebut saudara ini menjelaskan ke Deolipa bahwa ia dapet perintah untuk meminta Deolipa mencabut kuasanya. “Saudaraku dapet perintah dari atas supaya saudaraku bikin pencabutan kuasa gimana saudaraku? Saya kan diperintah karena ini saya juga perintah gimana? (ungkap orang tersebut kepada Deolipa) Saya ngomel-ngomel dong kamu kan orang pinter ya kan? O iya saya kan doktor ungkapnya, saudara ku kalau polisi itu kita bisa melanggar perintah kalau perintahnya enggak benar, o iya siaaap gue doktor hampir goblok gua kata sodaraku ini,” jelas Deolipa
Deolipa juga menunjukan dan menjelaskan percakapan Whatsappnya. “Saya dapat kiriman percakapan WhatsApp yang cabut, dua penasehat hukum Bharada E itu ngomong terlalu banyak masuk ke materi dalam bicara ke media, kalau dia gak bisa manut di kuasanya,” kata Deolipa
Deolipa mengatakan dari hasil tangkapan gambar percakapan Whatsapp tersebut oleh pengirim pesan mengucapkan 'Siap Jenderal'. Percakapan itu pada 7 Agustus 2022. Sementara Deolipa mendapatkan kuasa sejak 6 Agustus 2022, ia berdua dengan rekannya bernama Burhanuddin.
Deolipa mengungkapkan tiba-tiba surat yang mengatasnamakan Richard Eliezer Pudihang Lumiu datang di kantornya, yang berisikan surat pencabutan kuasa dan menandatangani Bharada E. “Enggak tahu siapa yang ngasih , tau-tau ada di kantor aja hari Kamis, orang staf saya melihat terus dia laporan ke saya,” kata Deolipa .
Deolipa menuturkan terdapat kejanggalan dalam surat pencabutan kuasa tersebut. Karena menurut Deolipa, dirinya telah bersepakat bersama Bharada E, jika setiap tanda tangan yang dibuatnya harus dicantumkan tanggal serta menit untuk menghindari beberapa-oknum yang ingin mencampuri urusan dirinya dengan Richard.
“Saya (sempat) bicara dengan Bharada E, nyanyian utama kita kode, ya, setiap tanda tangan harus menulis tanggal sama jam, di samping tanda tangan atau di atas, baik surat bermaterai atau tidak,” kata Deolipa.
"Tapi, surat pencabutan surat kuasa dari Richard ke saya nggak ada tanggal sama jam," ucap dia menambahkan.
Deolipa menduga itu bukan surat yang dibuat oleh Bharada E , “Richard, kan, ditahanan, dia tidak bisa ngetik , kemudian dia tidak punya keahlian secara hukum, dia brimob, ahlinya tembak, siapa yang menulis ini, kita cari tau,” jelasnya Deolipa.