Jakarta, Gatra.com – PT SCG mengumumkan bahwa total aset perusahaannya di Indonesia kini mencapai Rp51,46 triliun atau setara US$3,46 miliar. Angka tersebut mengalami peningkatan sebanyak 14% (year-on-year/yoy).
Pihak perusahaan juga melaporkan pendapatan penjualan sebesar Rp5,63 triliun atau setara US$387 juta pada Q2/2022, atau meningkat sebanyak 4% (year-on-year/yoy). Angka tersebut didominasi dari unit bisnis SCG Packaging.
“Pendapatan penjualan kami, di Kuartal 2 itu mencapai Rp5,6 triliun ya. Jadi ini akan meningkatkan sekitar 14% (total aset) secara year-on-year, dan ini merupakan kontribusi dari SCG Packaging. Jadi ini merupakan kontribusi dari FajarPaper,” jelas President Director PT SCG Indonesia Chakkapong Yingwattanathaworn, ketika ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, pada Jumat (12/8).
Sebagaimana diketahui, SCG memiliki tiga unit bisnis di Indonesia, yakni bahan bangunan semen (cement-building materials), bahan kimia (chemicals), dan industri kemasan (packaging industry). Dari ketiga unit bisnis tersebut, lini bisnis kemasan (packaging) dan bahan kimia (chemicals) mendominasi jumlah peningkatan total aset perusahaan.
Sementara itu, SCG mencatatkan pendapatan sebesar Rp63,56 triliun atau setara US$4,43 miliar pada Q2/2022, atau stabil (quarter-on-quarter/qoq) dan meningkat 14% (yoy) berkat peningkatan penjualan di seluruh lini bisnis dan kenaikan harga produk di pasaran.
Meski begitu, sejumlah faktor eksternal global, seperti krisis dan inflasi rupanya membuat laba perusahaan tercatat turun sebanyak 42%, ke angka Rp4,14 triliun atau sekitar US$289 juta. Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia dan penurunan pendapatan ekuitas pada lini bisnis bahan kimia.
“Saya pikir ini tidak hanya berdampak pada SCG, tapi hampir semua sektor bisnis,” jelas Chakkapong. Ia pun menggarisbawahi strategi perusahaan untuk menghadapi krisis global, berada pada efisiensi, inovasi, dan implementasi ESG 4 Plus yang diterapkan dengan menerapkan net-zero pada 2050 mendatang, menerapkan asas “go-green”, mengurangi kesenjangan, dan kolaborasi.
Sebagaimana diketahui, meski mengalami penurunan secara year-on-year (yoy), laba SCG tercatat mengalami peningkatan sebanyak 12% secara quarter-on-quarter (qoq). Hal tersebut ditopang oleh pendapatan dividen dari bisnis investasi perusahaan.