Home Regional Tradisi Jamasan Pusaka Museum Tosan Aji: Ada Keris Pamor Junjung Drajat Berusia 600 Tahun

Tradisi Jamasan Pusaka Museum Tosan Aji: Ada Keris Pamor Junjung Drajat Berusia 600 Tahun

Purworejo, Gatra.com - Sudah menjadi tradisi masyarakat Jawa setiap Bulan Sura (Muharram), menjamas (membersihkan) pusaka-pusaka milik mereka. Begitu pula dengan Museum Tosan Aji Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yang tiap tahunnya menggelar prosesi jamasan koleksi pusaka.

Selain untuk nguri-uri budaya luhur, jamasan juga memberikan edukasi pada maayarakat pemtingnya tradisi ini. Jamasan dikemas dengan adat Jawa kental, semua memakai busana khas Jawa. Didahului dengan prosesi mengambil pusaka dari museum, kemudian diarak para bergodo (pasukan) ke Pendapi Agung Rumah Dinas Bupati Purworejo yang berada di sebelah timurnya (satu kompleks).

Sampai di pendapi agung, Bupati Agus Bastian menyerahkan pusaka miliknya pribadi untuk ikut dijamas. Setelah itu baru kemudian pasukan kembai ke lokasi acara di halaman depan museum untuk penjamasan.

Pusaka yang dijamas ada tiga, pertama Keris Pak Bupati Sabuk Inten, era pembuatannya Jaman Mataram. Lalu Tombak Baro Penatas, Pamor Upas Kinatah Kalacara (dipercaya sebagai penolak bala dan peredam wabah serta energi negatif). Pusaka ketiga adalah Keris Tilam Upih, pamor Junjung Drajat (merupakan perwujudan kesederhanaan dan kewibawaan untuk mengangkat derajat perekonomian yang gemah ripah loh jinawi menuju Purworejo Mulyo)," jelas penjamas pusaka, Wahyu Teguh Kuntoro usai prosesi, Jumat (12/08).

Pusaka yang dijamas merupakan koleksi Museum Tosan Aji yang mewakili 1.159 koleksi yang ada. Sedangkan Bregodo Jamasan Tosan Aji terdiri dari Penjamas/juru jamas, manggala yudha, pembawa pusaka, pembawa payung, pembawa ubo rampe (perlengkapan jamasan), prajurit dan Cingpoling.

Cingpoling merupakan grup kesenian yang mengiringi bregodo jamasan pada saat pengambilan dan pengembalian pusaka yang dijamas. Cingpoling merupakan salah satu pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda tahun 2021 Kemendikbudristek. Cingpoling berasal dari nama tokoh kesenian pada waktu itu yaitu Krincing, Dipo dan Keling.

"Jamasan ini dalam rangka nguri-uri budaya, tadi sudah disebutkan ada beberapa pusaka yang dijamas mewakili seluruh koleksi museum. Koleksi pusaka tertua yang dijamas berusia 600 tahun, yaitu Keris Junjung Drajat. Acara jamasan ini supaya terus dilestarikan sebagai upaya menghargai hasil karya para leluhur," kata Bupati Agus Bastian.

Dalam menentukan hari penjamasan menurut Bastian, tidak dilakukan secara sembarangan. Panitia akan menghitung menurut tata cara Jawa (penjamasan) dilaksanakan di hari baik.

"Hari baik menurut hitungan Jawa itu adalah Jumat Kliwon," katanya.

1090