Jakarta, Gatra.com – Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengatakan, atlet para badminton Indonesia terbukti "sakti". Pasalnya, mereka meraih berbagai gelar di ajang para badminton dunia.
“Atlet kita sudah terbukti sakti dalam tanda kutip. Prestasinya bertebaran di mana-mana, olympic juga, Asian Game juga, terakhir di Solo kemarin, ASEAN Para Games juga dominan sekali,” katanya dalam konferensi pers virtual FOX’S Indonesia Para Badminton International 2022, Kamis (11/8).
Menurutnya, adapun kendala yang dihadapi atlet para badminton Indonesia adalah soal dana kalau ingin mengikuti kejuaraan atau turnamen di luar negeri. “Butuh biaya yang cukup menguras kantong para atlet,” katanya.
Karena itu, lanjut Yoppy, semua pihak harus mendukung atlet-atlet para badminton untuk berlaga pada kejuaraan level internasional, yakni FOX’S Indonesia Para Badminton International 2022 yang akan digelar di GOR Among Rogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Selasa sampai dengan Minggu (23–28) Agustus 2022.
“Sehingga mereka bisa tampil penuh, mendapat rangking poin sehingga mereka punya tiket untuk bersaing di tingkat dunia para badminton ini. Itu yang menjadi pertimbangan kita [Bakti Olahraga Djarum Foundation mendukung],” ucapnya.
Menurutnya, atlet-atlet para badminton Indonesia harus mendapat dukungan penuh. Terlebih lagi, sudah sekitar 6 tahun open para badminton ini tidak digelar. Salah satu penyebabnya adalah karena pandemi Covid-19.
“Saya tidak tahu pertimbangan dan alasannya apa. Setelah bertahun-tahun kita melihat bahwa perlu dilakukan dukungan dari Djarum Fundation dan para sponsor yang lain,” katanya.
Para sponsor dan pihak terkait harus bahu membahu mendukung kembali diselenggarakannya turnamen ini agar para atlet para badminton mempunyai wadah untuk mencari ranking poin yang menjadi bekal mereka untuk mengikuti kejauaraan dunia, olimpic maupun ASEAN Games.
“Ini agar atletnya semakin banyak sehingga punya peluang untuk mendulang medali emas, perak, perunggu lebih banyak lagi untuk Indonesia. Itu yang menjadikan landasan kita mendukung National Paralympic Committee (NPC) Indonesia atau para atlet para badmintonnya,” ucap dia.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Rima Ferdianto, ?mengatakan, vakumnya kejuaraan para badminton hingga sekitar 6 tahun karena terganjal anggaran atau dana.
Ia menjelaskan, NPC Indonesia mendapat anggaran dari pemerintah untuk menyelenggarakan kejuaraan internasional di dalam negeri maksimal satu kali dalam setahun. Adapun NPC membawahi hampir 20 cabang olahraga (Cabor).
Akibatnya, lanjut Rima, pihaknya menggelar hanya cabor tertentu. Adapun para badminton terakhir dihelat pada 2016. Tahun selanjutnya cabor olahraga lain. “Ketika pandemi sama sekali off,” katanya.
Karena kesulitan tersebut, Rima sangat mengapresiasi Fox's dan Bakti Olahraga Djarum Foundation mau menyeponsori FOX’S Indonesia Para Badminton International 2022.
“Tentu saja harapan kita, atlet-atlet punya kesempatan lebih banyak untuk bisa mendapatkan partisipasi dan poin sehingga mereka bisa lolos para olimpiade Paris 2024,” katanya.
Rima tak menampik jarang sekali sponsor yang tertarik untuk menyeponsori kejuaraan untuk disabilitas. “Mungkin hanya dianggap olahraga kelas dua atau bagaimana,” katanya.
Padahal, lanjut Rima, peran semua pihak sangat diperlukan untuk mendukung para disabilitas agar bisa meraih prestasi level dunia. “Kita apresiasi sekali dukungan Djarum Fundation dan Fox's menghargai kesetaraan,” katanya.
Kejuaran-kejuaran level internasional seperti FOX’S Indonesia Para Badminton International 2022 ini sangat dibutuhkan atlet-atlet para badminton dan pihak terkait lainnya. Menurut Rima, ini akan menambah jam terbang atlet dan official teknik Indonesia.
“Event olahraga internasional ini punya harganya yang tinggi. Adalah status klasifikasi atlet bisa mendapatkan status conform internsional. Itu yang paling penting,” ucapnya.
Pasalnya, lanjut Rima, arah pembinaan para atlet ini tergantung dari status klasifikasi internasional yang hanya bisa didaptakan di kejuaraan internasional. Melaui stats klasifikasi tersebut mereka bisa diarahkan pembinaannya, sesuai kelas disabilitas masing-masing sehingga nantinya mereka bisa diarahkan ke kejuaraan mana dan bisa mendapatkan poin berapa. “Mudah-mudahan kita bisa semakin banyak yang berprestasi di Paris 2024,” katanya.