Home Internasional Bentrokan Berdarah di Sierra Leone, Pemerintah Terapkan Jam Malam

Bentrokan Berdarah di Sierra Leone, Pemerintah Terapkan Jam Malam

Freetown, Gatracom – Pengunjuk rasa anti pemerintah di Sierra Leone bentrok dengan polisi. Menurut penjaga kamar Jenazah di kota tersebut sedikitnya dua petugas polisi dan seorang warga sipil tewas setelah protes anti-pemerintah di ibu kota Sierra Leone, Freetown. Ketegangan tersebut terjadi atas meningkatnya biaya hidup berubah mematikan di negara Afrika Barat tersebut.

Di lansir Reuters, Kamis (11/8), Pemerintah Sierra Leone sebelumnya mengatakan ada jatuh korban, namun enggan menyebut jumlahnya, ketika pengunjuk rasa melemparkan batu dan membakar ban di jalan-jalan karena frustrasi dengan memburuknya kesulitan ekonomi dan masalah lainnya.

“Nyawa polisi dan warga sipil hilang,” ungkap Wakil Presiden Juldeh Jalloh, dikutip Reuters, Kamis (11/8).

Negara Afrika Barat, yang telah berjuang dengan kenaikan inflasi dan krisis bahan bakar, memberlakukan jam malam nasional mulai pukul 3 sore waktu setempat (22.00 WIB) dalam upaya untuk membendung kekerasan.

“Pemerintah mengumumkan jam malam nasional," kata Wakil Presiden Juldeh Jalloh.

"Sebagai pemerintah, kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi setiap warga Sierra Leone. Apa yang terjadi hari ini sangat disayangkan dan akan diselidiki sepenuhnya," kata Presiden Julius Maada di Bio Twitter.

Menurut seorang reporter Reuters ia melihat mayat sipil lainnya di sebuah jalan di Freetown timur.

Kepala polisi dan juru bicaranya tidak dapat dihubungi untuk dimintai keterangan atas kejadian tersebut.

Dalam cuplikan video di media sosial yang diverifikasi Reuters menunjukkan kerumunan besar pengunjuk rasa dan tumpukan ban yang terbakar di beberapa bagian ibu kota, Freetown. Rekaman lain menunjukkan sekelompok pemuda melemparkan batu ke jalan yang dipenuhi asap keputihan itu.
"Orang-orang kesal dengan sistem peradilan negara, kenaikan harga pokok dan kesulitan ekonomi," kata Daniel Alpha Kamara, seorang mahasiswa.

Kekerasan dimulai sekitar pukul 10:30 waktu setempat, ketika ia melihat gas air mata membubung di luar kamar asramanya.

"Orang-orang yang tidak bermoral ini telah memulai protes yang berujung kekerasan, ini dinilai tidak sah sehingga telah menyebabkan hilangnya nyawa warga Sierra Leone yang tidak bersalah, termasuk personel keamanan," kata Wakil Presiden Mohamed Juldeh Jalloh dalam sebuah video pidatonya.

299