Jakarta, Gatra.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan pentingnya energi transisi dalam KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G20.
Airlangga, di Gedung Ali Wardhana, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat pada Rabu, 9 Agustus 2022, mengatakan, energi transisi menjadi penting dalam KTT G20 dan terdiri dari power plant dan mobility. Salah satu contoh terdekatnya adalah industri otomotif, karena tidak hanya berfokus dalam sektor energi, namun juga transportasi.
“Energi transisi menjadi penting dalam KTT G20 dan energi transisi terdiri dari power plant sendiri dan mobility," katanya.
Menurutnya, yang paling terdekat adalah di industri otomotif. Indonesia tentu ingin menyelenggarakan G20 dengan contoh. Dan contoh ini salah satu, a bit of example ini, tidak hanya di sektor energi, tetapi di sektor transportasi juga.
"Tentunya kita berharap bahwa kegiatan yang dilakukan hari ini, ini merupakan awal dari percepatan agar electronic vehicle di Indonesia bisa ditargetkan 20 persen minimal di tahun 2030,” katanya.
Airlangga mengucapkan terima kasih dan berharap bahwa produksi nasional dapat terus berkembang. Ekosistem electronic vehicle dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) akan menyiapkan alat pendukung, seperti baterai dan electric charge yang saat ini ketersediaannya masih terbatas.
Airlangga menyampaikan keterbatasan tersebut diharapkan menjadi semangat dalam proses manufaktur dan penetapan standardisasi. Ia mengingat bagaimana bentuk adaptor EV pada umumnya yang berupa seperti tas penuh dan besar sekali.
Airlangga menyarankan, “Jadi, harus ada satu standar untuk charging station. Ini yang harus kita lakukan dalam waktu dekat”
Airlangga mengucapkan terima kasih kepada Duta Besar Jepang di Indonesia yang selalu mendukung industri manufaktur Jepang di Indonesia seraya menutup sambutannya.