Palembang, Gatra.com — Satu dari 171 TKW Indonesia yang disekap di Kamboja ternyata salah satunya Kurnia Sari (45) berasal dari Palembang yang beralamat di Jalan Sultan Mahmud Badaruddin II Lorong Durian, Kelurahan Alang-Alang Lebar, Kecamatan Alang – alang Lebar Palembang.
Saat awak media menyambangi rumah orang tua Kurnia Sari dan bertemu Masayu Nani (68) ibu kandung Kurnia Sari. Kepada wartawan wanita paruh baya ini mengaku sama sekali tidak tahu dengan kondisi yang menimpa anaknya.
Dia baru baru tahu kalau anaknya menjadi korban penyekapan setelah Kepala Kantor Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumsel, Sri Haryanti bersama tim dan wartawan bertandang kediamannya, Selasa (9/8).
Mendengar penjelasan dari BP3MI, Masayu Nani tak kuasa menahan tangis mengetahui anaknya tersebut menjadi korban penyekapan di negara Kamboja.
“Baru hari ini saya tahu hari. Karena selama dia disana, anaknya saya tidak pernah saya dapat telpon,” kata Masayu berurai air mata.
Lain halnya dengan Suci Hartini (36) adik kandung Kurnia Sari yang sudah mengetahui kalau kakaknya menjadi korban penyekapan di negara Kamboja dari YouTube yang beredar. Karena tidak ingin kejadian tersebut diketahui keluarganya, Suci Hartini memberitahukan peristiwa yang menimpa kakaknya dari seluruh anggota keluarga termasuk ibu kandungnya.
Dikatakan Masayu, sejak Kurnia Sari pamit bekerja ke Kamboja pada bulan Juni 2022, dia tidak bisa menutupi perasaannya was-was tanpa alasan jelas.
Terlebih pernah menonton siaran televisi terkait berita perdagangan manusia yang menjadikan tenaga kerja asal Indonesia sebagai korbannya. Hampir dua bulan di Kamboja, Kurnia Sari tidak ada kabar sama sekali apalagi mau mengirim uang kepada keluarganya di Palembang.
“Katanya dia mau kerja di Kamboja, bukan dia sendiri yang berangkat tapi ada juga yang dari Kalimantan, Sulawesi, Medan dan dari mana-mana. Berangkatnya bareng dari Jakarta. Kurnia bilang di Kamboja kerja kantoran,” bebernya.
Didalam keluarganya, Kurnia Sari adalah anak kedua dari 8 bersaudara. Kurnia dikaruniai seorang anak yang baru lulus SMP dan sedang menempuh pendidikan di pesantren.
Masayu berharap agar putri keduanya itu bisa segera pulang dalam keadaan selamat tanpa kurang satu apapun. “Semoga saja dia cepat kembali ke Palembang,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumsel, Sri Haryanti mengatakan saat ini Kurnia bersama beberapa TKW lainnya sudah dipulangkan ke Indonesia dan ditempatkan di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) Jakarta.
Kondisi Kurnia Sari dalam keadaan aman dan sehat. Saat Kurnia dan temanya masih menjalani assesman dan pemeriksaan untuk di BAP ke polisi,”katanya.
Pemeriksaan dilakukan kata Sri sangat diperlukan untuk penyidikan apakah ada yang terlibat, karena Kurnia Sari dan beberapa pekerja lain asal Indonesia diperkerjakan secara tidak manusiawi oleh perusahaan di Kamboja.
“Mereka dipekerjakan untuk perjudian online, investasi bodong dan bisnis-bisnis lain yang intinya untuk menipu orang. Mereka ini dijadikan operator scamming (penipuan),” ungkapnya.
Dijelaskan Sri sejauh ini KBRI di Kamboja sudah berhasil menyelamatkan sebanyak 171 pekerja asal Indonesia yang disekap perusahaan tempatnya bekerja di Kamboja.
Dari total 171, ada 40 orang diantaranya termasuk Kurnia Sari sudah berhasil dipulangkan ke Indonesia.
“KBRI menelusuri kejadian ini setelah adanya kejadian penyekapan yang viral negara di Kamboja. Dan berhasil menyelamatkan sampai tanggal 8 Agustus 2022 kemarin sebanyak 171 warga Indonesia dan sudah dipulangkan 40 orang. Mereka terbagi 3 kloter pulang tanggal 5,6,8 (Agustus). Kurnia sendiri masuk kloter pertama, jadi dia sudah dipulangkan tanggal 5 (Agustus) kemarin,” jelasnya.