Bantul, Gatra.com - Sebanyak 50 juta pelajar Indonesia telah terkoneksi dengan Pusat Prestasi Nasional yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Mereka siap berkompetisi dan berkolaborasi sesuai minatnya di berbagai bidang.
Hal itu disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim saat membuka International Olymipad in Informatics (IOI) ke-34 di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (9/8).
“Kami saat ini sedang mengupayakan Pusat Prestasi Nasional, unit dalam kementerian yang fokus memfasilitasi manajemen talenta. Tidak hanya mendorong pelajar berprestasi, tapi mendpt apreasiasi lebih luas dan terkoneksi dengann jaringan talenta lain,” tuturnya.
Menurutnya, saat ini terdapat lebih dari 50 juta pelajar dalam jaringan talenta tersebut yang siap berkompetisi sesuai minatnya, yakni di bidang seni budaya, vokasi, wirasausaha, olahraga, dan sains, seperti ditunjukkan delapan siswa sebagai peserta IOI ini.
“Semua yang ada di sini pasti setuju teknologi informasi akan berkembang dan berekspansi jauh lebih cepat dan masif sehingga sangat membutuh talenta digital yang cerdas, kreatif, dan mampu berkolaborasi dengan semangat kebhinekaan,” ujarnya.
Nadiem menyatakan gelaran IOI ke-34 ini semakin menggarisbawahi kemampuan dan komitmen Indonesia untuk memimpin pemulihan dunia. “Terpilihnya Indonesia untuk IOI ini bertepatan dengan Presidensi G20 di mana kita mengajak anggota G20 untuk memulihkan dan mentransformasikan pendidikan, terutama dalam menyiapkan pelajar menghadapi tanta masa depan,” paparnya.
Penggagas aplikasi Gojek ini pun mengungkap latar belakangnya berkecimpung di bidang teknologi sebelum menjadi menteri. Ia mengibaratkan ajang ini layaknya kombinasi World Cup dan permainan maut dalam cerita fiksi The Hunger Games. “Setelah berkomeptisi, bangunlah kolaborasi dan jalinlah persahabatan lintas negara dan budaya untuk membangun dunia,” kata Nadiem.
Ajang olimpiade bidang informatika tingkat dunia untuk siswa SMA/SMK inidiikuti 350 pelajar lain dari 80 negara. President IOI Benjamin Burton menyatakan ajang tahunan ini selama dua tahun terakhir hanya digelar secara daring karena situasi pandemi.
“Kami berharap pelaksanaan IOI memberikan dampak positif yang besar bagi perkembangan transformasi digital pendidikan di negara yang menyelenggarakan,” ujar Benjamin.
Herbert Ang, President Director Acer Indonesia, selaku pendukung utama kompetisi ini sejak 2018, IOI menjadi langkah konkret dalam menguatkan sumber daya manusia di bidang digital.
“Kami berharap kompetisi ini meningatkan mutu pendidikan yang telah berjalan dengan baik di Tanah Air sehingga dapat menghasilkan anak bangsa dengan talenta yang unggul,” kata Ang.