Seoul, Gatra.com – Setidaknya 7 orang tewas dan 6 lainnya dinyatakan hilang, akibat badai buruk yang menerjang Ibu Kota Korea Selatan Seoul serta sejumlah wilayah lainnya di negara tersebut, Senin (8/8). Badai itu disebut sebagai salah satu badai terberat yang pernah terjadi di wilayah tersebut dalam 80 tahun terakhir.
Bahkan, curah hujan yang dibawa oleh badai tersebut mencapai 141 milimeter (5,5 inchi) per jam di sejumlah titik di kota Seoul. Seperti yang dikutip dari Bloomberg, Yonhap News Agency melaporkan bahwa curah hujan per jam tersebut menjadi yang tertinggi sejak badai terjadi pada 1942 silam.
Hujan deras tersebut juga menyebabkan banjir di sejumlah tempat di pusat kota. Layanan kereta api dan kereta bawah tanah pun terpaksa dihentikan di beberapa jalur. Bahkan, mati listrik pun tak dapat terelakkan di sejumlah wilayah. Tak hanya itu, sejumlah perusahaan di Seoul pun meminta karyawan mereka untuk bekerja dari rumah akibat kondisi tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dalam suatu pernyataan pun meminta pihak berwenang untuk mengelola situasi, sekaligus mendorong perusahaan dan instansi pemerintah untuk menyesuaikan jam kerja bagi karyawan. Yoon juga mengatakan bahwa pihaknya mungkin membutuhkan waktu untuk memulihkan fasilitas transportasi umum karena kerusakan akibat banjir.
“Tidak ada yang lebih penting dibanding kehidupan dan keamanan. Pemerintah akan benar-benar mengelola situasi hujan lebat dengan langkah-langkah keamanan bencana terpusat,” tulis Presiden Yoon dalam suatu unggahan Facebook, Senin (8/8), seperti dikutip dari The Washington Post.
Yoon juga menambahkan, pemerintah saat ini tengah mengevakuasi penduduk dari wilayah-wilayah berisiko tinggi, serta menerapkan tindakan darurat bagi penduduk yang tidak dapat kembali ke rumah akibat banjir yang terjadi.