Slawi, Gatra.com - Puluhan siswa SD di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah diduga mengalami keracunan jajanan makaroni telor (maklor), Senin (8/8). Tujuh di antaranya harus mendapat perawatan.
Keracunan massal tersebut terjadi di tiga SD yang berlokasi berdekatan di Kelurahan Slawi Wetan, Kecamatan Slawi, salah satunya di SDN Slawi Wetan 01. Belasan siswa kelas 3 dan 4 di sekolah itu mengalami mual, muntah, dan pusing usai memakan jajanan maklor saat jam istirahat sekitar pukul 09.00 WIB.
"Beberapa menit setelah makan maklor, satu anak muntah-muntah, disusul anak-anak yang lain. Kami segera laporan ke pukesmas. Dari puskemas kemudian langsung ke sini, disusul dari Dinas Kesehatan dan langsung ditangani," ujar Kepala SDN Slawi Wetan 01 Murtini, Senin (8/8).
Menurut Murtini, tak hanya siswa di SDN Slawi Wetan 01, gejala keracunan juga dialami siswa dari SDN Slawi Wetan 02 dan 03 yang berada di satu kompleks. Beberapa siswa ada ada yang harus dibawa ke RSUD dr Soeselo Slawi.
"Ada tiga siswa yang dirujuk ke IGD Rumah Sakit dr Soeselo karena kondisinya lemas," ungkapnya.
Murtini mengatakan, kasus dugaan keracunan tersebut baru pertama kali terjadi. Dia juga menyebut penjual maklor yang diduga jadi penyebab keracunan massal sudah bertahun-tahun berjualan di lingkungan sekolah tanpa ada masalah.
"Waktu hari Jumat (5/8), saya juga sempat beli, malah makan sampai habis, tidak apa-apa. Tapi memang dari muntahan anak-anak ada maklornya," ujarnya.
Petugas Surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Siti Putri Nur Khaolifah mengungkapkan, jumlah siswa yang mengalami gejala keracunan total 33 orang. Dari jumlah itu, tujuh di antaranya masih dirawat di RSUD dr Soeselo dan PSC Dinas Kesehatan. Adapun sisanya diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik.
"Jumlah 33 siswa itu dari tiga SD. Di masing-masing SD ada 11 siswa. Gejala yang dialami mual, munta-muntah, dan pusing," ungkapnya.
Menurut Siti, sampel jajanan yang diduga menjadi penyebab keracunan sudah diambil dari penjual dan dibawa ke laboratorium di Semarang untuk diteliti lebih lanjut dan memastikan penyebab keracunan.
"Yang dijadikan sampel untuk diperiksa ada sisa makaroni kering, basah, minyak goreng, dan lain-lain," ujar dia.
Sementara itu Polres Tegal turut menurunkan tim untuk menyelidiki dugaan keracunan tersebut. Tim dari Satreskrim itu antara lain memeriksa saksi dan korban.
"Setelah menerima laporan dari Polsek Slawi, Satreskrim mengirim tim identifikasi. Informasi awal keracunan maklor, tapi saat ini masih kita dalami lagi, masih kita lakukan penyelidikan di TKP apakah betul dari makanan itu atau tidak," ujarnya, Senin (8/8).